TEMPO.CO, Dakar - Yahya Jammeh, mantan presiden Gambia, kabur ke negara yang belum diketahui, Sabtu, 21 Januari 2017. Ia kabur sambil membawa kendaraan mewah miliknya dan keluarganya seperti Porsche, Mercedez, dan Buggati Veyron. Mobil-mobil mewah itu dibawa lari dengan menggunakan pesawat kargo.
"Seluruh kendaraan mewah itu diduga hasil dari pencucian uang," tulis New York Times, Selasa, 23 Januari 2017.
Berita terkait:
Akhiri Kekuasaan, Bekas Presiden Gambia Kabur ke Guenia
Kabur, Bekas Presiden Gambia Bawa Uang Negara Rp 147,1 M
Seorang diplomat yang menolak menyebutkan jati dirinya mengatakan, Jammeh berusaha menarik uang dari bank sentral Gambia beberapa pekan ini namun aksesnya ditolak. Dua minggu sebelumnya, Jammeh mengapalkan 22 kendaraan ke Mauritania.
"Yahya Jammeh mengambil kekuasaan tanpa memiliki apa-apa," kata Fatima Fanny Ceesay, 24 tahun, seorang penjahit mengomentari kaburnya Jammeh.
Dia menambahkan, "Sekarang dia memiliki segalanya, dia mencuri harta rakyat Gambia. Seharusnya rakyat Gambia tidak membolehkan dia membawa kabur apapun kecuali pakain yang menempel di tubuhnya. Dia seorang pencuri besar."
Jammeh pertama kali berkuasa di Gambia pada 1994, hasil dari kudeta berdarah. Setelah itu, dia berkuasa selama 22 tahun hingga dikalahkan oleh penggantinya, Adama Barrow, pada pemilihan umum Desember 2016.
Kedatangan Jammeh di Equatorial Guinea, negara tempat ia singgah sementara waktu, ternyata mendapatkan sambutan kurang baik dari kelompok oposisi karena dianggap orang berbahaya.
"Jammeh sangat berbahaya. Dia membunuh sejumlah anggota oposisi, mencuri uang negara dan rakyatnya," kata Andrés Esono Ondo, Sekretaris Jenderal partai oposisi Convergence for Social Democracy.
NEW YORK TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN