TEMPO.CO, Washington -Perdebatan di Komisi Luar Negeri Senat Amerika Serikat untuk mendukung atau menolak Rex Tillerson menempati posisi menteri luar negeri berakhir mulus. Hasil pemungutan suara kemarin, 23 Januari 2017 menyebutkan, sebanyak 11 anggota komisi mendukung eks bos ExxonMobil ini, dan 10 lainnya tidak setuju.
Hasil pemungutan suara selanjutnya akan dibawa ke rapat Senat pekan depan untuk mendapat persetujuan dan kemudian dilantik secara resmi. Sosok Tillerson yang dinominasikan oleh Presiden DOnald Trump menjadi kontraversial karena rekam jejak masa lalunya di ExxonMobil.
Berita terkait:
Calon Menlu Pilihan Trump Terlibat Pelanggaran HAM di Aceh?
Saat rapat berlangsung, komisi terbelah antara kubu Demokrat dan kubu Republik. Tiga senator dari kubu Republik__John McCain, Lindsey Graham, Marco Rubio__ yang sebelumnya tidak mendukung Tillerson dengan alasan kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya memberikan dukungan kepada Tillerseon.
Rubio beralasan konfirmasi tidak diperlukan lagi tentang kontraversi Tillerson mengenai kedekatannya dengan Putin demi kepentingan nasional AS.
Sementara kubu Demokrat tak satupun yang memberikan dukungan kepada Tillerson. Juru bicara Demokrat Zac Petkanas dalam pernyataannya menyesalkan sikap Marco. "Dia bakal mendapat julukan dari Trump: Si kecil Marco," ujarnya.
Tillerson diduga kuat terlibat dalam sejumlah pelanggaran HAM di negara-negara tempat ExxonMobil beroperasi termasuk di provinsi Aceh, Indonesia.
Sejumlah kelompok pendukung lingkungan dan HAM kecewa dengan masuknya nama Tillerson di kabinet Donald Trump. "Jika Senat menginginkan sosok pelanggar HAM, pengabaian iklim, pemimpin diplomat yang membelokkan fakta, maka itulah orang mereka," kata Erich Pica, Ketua Friends of Earth, seperti dikutip dari CNN.
CNN | MARIA RITA