TEMPO.CO, Miami- Seorang pria ditangkap polisi Miami Beach, Amerika Serikat pada Selasa, 17 Januari 2017, atas dugaan mengeluarkan ancaman untuk membunuh presiden terpilih, Donald Trump. Ancaman itu disampaikan melalui media sosial.
Nama pria itu Dominic Puopolo. Yang mengejutkan, Puopolo ternyata kerabat jauh dari mantan presiden Bill Clinton. Hillary Clinton, istri Bill Clinton adalah calon presiden yang dikalahkan Trump pada pemilu 8 November 2016.
Baca juga:
Hillary Clinton Sebut FBI Biang Kerok Kekalahannya
Skandal E-mail Hillary Clinton, Ini Keputusan Akhir FBI
Yayasan Clinton Akhirnya Akui Terima Rp 13,1 M dari Qatar
Puopolo mengaku bahwa ia mengungggah ancaman pembunuhan terhadap Trump saat upacara inagurasinya pada Jumat, 20 Januari 2017. Ancaman itu diunggah ke akun Twitternya pada 16 Januari 2017.
"Ini adalah 16 Januari 2017, saya akan berada di acara pelantikan dan saya akan membunuh Presiden Trump, Presiden terpilih Trump hari itu juga," kicau Puopolo.
Puopolo ditangkap setelah meninggalkan toko sandwich Washington Avenue Subway sekitar pukul 4 sore waktu setempat sehari setelah mengunggah pesan ancaman itu.
Berdasarkan penyelidikan polisi, pria itu diketahui merupakan loyalis Partai Demokrat yang memiliki kedekatan dengan beberapa petinggi partai, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry yang dia sebut sebagai teman.
Saat kematian ibu Puopolo, Bill dan Hillary Clinton hadir untuk mengucapkan belasungkawa. Selain itu saat prosesi pemakaman, Hillary turut hadir dan duduk disamping Puopolo.
Ibu Puopolo adalah satu dari 92 penumpang American Airlines Flight 11 yang pada 11 September 2001 menabrak menara utara World Trade Center.
Menurut tim penyidik, Puopolo bukan hanya sekedar pembenci Trump pada umumnya. Dia sebelumnya pernah mengunggah di Twitter menggunakan akun JesusChrist1701, dan mengaku sebagai seorang konsultan komputer yang mengklaim telah bersaksi dalam kasus-kasus teror sebagai saksi ahli di pengadilan federal Hamburg, Jerman, pada 2003-2008. Dia juga mengatakan dia bertugas di Angkatan Laut.
Puopolo juga pernah mengunggah foto dirinya yang tengah memegang foto ibunya sambil berdiri dekat tembok yang terdapat foto dirinya bersama Colin Powell dan Ronald Reagan.
Selain itu, adiknya perempuannya, Sonia adalah salah satu orang yang mendukung kampanye pemilu Hillary tahun lalu. Dia menyumbang US$ 4.000.
Seperti yang dilansir Daily Mail pada 18 Januari 2017, pria berusia 51 tahun tersebut, berdasarkan catatan federal diketahui pernah menyumbangkan uang sebesar US$ 20 ribu kepada Komite Nasional Demokrat pada tahun 1996.
Ini bukan kasus pertama Puopolo. Sebelumnya ia pernah ditangkap untuk kejahatan kecil sejak tahun 2006 di antaranya dua kali untuk pencurian kecil dan sekali melakukan penipuan terhadap seorang pemilik penginapan.
Semua fakta yang diungkap berdasarkan pada data saat Puopolo mengikuti proses pengadilan kesehatan mental setelah ditangkap pada Maret 2016.
DAILY MAIL|YON DEMA