TEMPO.CO, Washington DC - Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representative) Amerika Serikat mengutuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) yang menyetujui Resolusi 2334, Kamis, 5 Januari 2017. Resolusi yang disetujui 14 anggota DK PBB, dan Amerika Serikat memilih abstain itu menyerukan agar Israel menghentikan pembangunan permukiman di wilayah pendudukan Palestina di Yudea, Samaria dan Yerusalem timur.
Berdasarkan hasil voting dengan jumlah anggota yang mendukung sebesar 342 berbanding 80, pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan pemimpin Minoritas Chuck Schumer mengumumkan kecaman terhadap keputusan DK PBB itu.
Meskipun hasil tersebut tidak membuktikan secara eksplisit, namun itu dianggap melawan keputusan pemerintahan Presiden Barack Obama yang tidak menggunakan haknya untuk memveto resolusi PBB tersebut.
Menurut DPR, Resolusi 2334 merusak prospek perdamaian Israel dan Palestina di masa depan dan akan mengarahkan pada politik boikot dan sanksi terhadap Israel.
"Pemerintah Amerika Serikat harus menentang dan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang memaksakan solusi untuk masalah Israel Palestina namun di sisi lain sangat anti-Israel," kata DPR, seperti yang dilansir Times of ISrael pada 6 Januari 2017.
Anggota DPR AS dari partai Republik, Eliot Engel kesepakatan untuk mengutuk resolusi DK PBB tersebut karena dianggap tidak adil.
"Kami mengutuk apa yang terjadi karena kita pikir itu tidak adil. Sepanjang seluruh sejarahnya, negara Israel tidak pernah mendapat shake adil dari PBB," kata Engel, Senat dari New York.
DPR juga mengatakan bahwa kebijakan Obama untuk abstein dalam sidang DK PBB akhir tahun lalu sangat memalukan.
Sementara itu, American Israel Affairs Committee Public, sebuah kelompok lobi pro-Israel yang kuat, mengatakan "memuji" penolakan tersebut.
Resolusi Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina tersebut melanggar hukum dan merupakan pelanggaran hukum internasional. Resolusi itu juga menyerukan agar Israel mengakhiri semua pembangunan di seluruh wilayah yang dirampas dari Palestina setelah Perang Enam Hari 1967, termasuk Yerusalem Timur.
TIMES OF ISRAEL | YON DEMA