TEMPO.CO, Ankara - Wakil Perdana Menteri Turki Nurman Kurtulmus mengumumkan perpanjangan status pemberlakuan negara dalam keadaan darurat hingga 90 hari lamanya terhitung mulai 19 Januari 2016. Seperti dilansir Anadolu, Rabu, 4 Januari 2017, pengumuman ini disampaikan Kurtulmus menyusul rapat kabinet pada Selasa lalu.
Merujuk pada konstitusi Turki, status negara dalam keadaan darurat dapat diumumkan maksimum enam bulan, tapi dapat diperpanjang jika diperlukan. Parlemen Turki telah menyetujui pemberlakuan keadaan darurat.
Status keadaan darurat ini diberlakukan setelah terjadi serangan teror pada tahun baru yang diklaim dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah. Serangan ini menewaskan sedikitnya 39 orang dan melukai 65 lain. Para korban tengah berpesta di klub bergengsi Reina di Kota Istanbul saat pelaku bersenjata menembakkan senapan AK47.
Kepolisian Turki memperluas pencarian pelaku serangan dan telah menahan sedikitnya 16 orang yang diduga terlibat dalam tragedi ini. Dua di antara yang ditahan, menurut polisi, adalah warga negara asing yang memasuki bandara internasional Atatürk di Istanbul.
Namun pelaku serangan hingga kini belum ditangkap dan baru sedikit informasi ihwal identitasnya. Pencarian yang lamban ini menimbulkan pertanyaan tentang kompetensi aparat pasca-percobaan kudeta di Turki pada 15 Juli lalu.
Kudeta yang gagal ini menewaskan lebih dari 240 orang dan melukai sedikitnya 2.200 orang. Pemerintah Turki menuding organisasi teroris Fethullah Guelen sebagai otak dari percobaan kudeta yang gagal itu.
Fethullah Guelen merupakan tokoh ulama berpengaruh Turki yang mengasingkan diri di Pennsylvania, Amerika Serikat, sejak 1999. Dulunya, Guelen adalah teman dekat Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan.
Pada Oktober lalu, pengadilan Istanbul mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Guelen setelah menyetujui dokumen dakwaan terhadap ulama yang juga pengusaha itu setebal 1.453 halaman.
Polisi juga menangkap lebih dari 40 ribu orang serta memecat 100 ribu polisi dan pegawai pemerintah karena dituding terlibat dengan organisasi Guelen.
ANADOLU | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca:
Pria Ini Berselfie Sebelum Menembaki Klub Malam di Istanbul
Pasca-Serangan Mematikan, UEA Larang Warganya ke Turki