TEMPO.CO, Bangkok - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte akan berkunjung ke Indonesia pada November 2016 mendatang. Persiapan kunjungan tersebut menjadi salah satu agenda yang dibahas dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dengan Menlu Belanda Bert Koenders di sela-sela Pertemuan ASEAN-EU ke-21 di Bangkok, Thailand, 14 Oktober 2016.
Sebelumnya, kedua Menlu bertemu di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (UNGA) ke-71 di New York pada September 2016.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, PM Rutte rencananya akan didampingi sejumlah pengusaha Belanda. Delegasi bisnis tersebut akan menjajaki kemungkinan kerja sama di bidang infrastruktur, khususnya pembangunan pelabuhan.
Selain sejumlah pengusaha, PM Belanda juga akan didampingi beberapa pejabat terkait di bidang infrastruktur, kerja sama pembangunan dan pembangunan berkelanjutan.
“Kunjungan PM Rutte diharapkan akan semakin memperluas kerja sama kedua negara yang telah berjalan baik dan memfokuskan kerja sama kepada prioritas pembangunan Indonesia, seperti di bidang infrastruktur, perdagangan, dan investasi,” kata Menlu Retno Marsudi lewat rilis yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri RI.
Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Belanda memiliki komitmen bersama untuk mewujudkan Belanda sebagai gateway produk Indonesia di Eropa dan sebaliknya Indonesia sebagai pintu masuk produk Belanda di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini, perdagangan bilateral selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia. Pada 2015 total perdagangan bilateral mencapai US$ 4,22 miliar. Sedangkan untuk periode Januari-Juni 2016, nilai perdagangan mencapai US$ 1,83 miliar.
Indonesia juga memiliki kepentingan agar negara-negara anggota Uni Eropa memberikan dukungan terhadap produk kelapa sawit Indonesia, mengingat ekspor Indonesia terbesar ke Eropa adalah dari komoditas sawit (crude palm oil / CPO).
Pada kunjungan Presiden RI ke Belanda 21-22 April 2016, telah disepakati kerja sama pengelolaan air serta dukungan Belanda terkait CPO, kerja sama counter-terrorism dan toleransi.
Indonesia dan Belanda memiliki status sebagai mitra komprehensif. Belanda adalah mitra dagang terbesar Indonesia ke-2 terbesar di Uni Eropa serta investor terbesar ke-4. Pada kuartal I 2016, investasi Belanda di Indonesia mencapai US$ 266,93 juta dalam 208 proyek. Sementara pada 2015, mencapai US$ 1,31 miliar dalam 421 proyek. Jumlah WNI di Belanda per Agustus 2016 mencapai 14.548 orang, sedangkan jumlah wisatawan Belanda ke Indonesia adalah 166.824 pada 2015.
NATALIA SANTI