TEMPO.CO, Berlin - Seorang pasien menembak dokter laki-laki di rumah sakit Berlin, Jerman, pada Selasa, 26 Juli 2016, waktu setempat. "Menurut informasi awal, pasien di rumah sakit itu menembak dokter kemudian bunuh diri," kata seorang juru bicara kepolisian, seperti dilansir Sky.com pada Rabu, 27 Juli 2016.
Polisi itu menjelaskan, dokter tersebut meninggal setelah ditembak. Penembakan itu terjadi di dalam rumah sakit yang tak jauh dari kampus Benjamin Franklin. Saat ini polisi belum melansir identitas korban dan pelaku itu. Kepolisian Jerman juga tidak dapat memastikan, apakah insiden ini terkait dengan teror sebelumnya.
Baca Juga:
Tapi, sejauh ini, ucap polisi itu, tidak ada tanda-tanda adanya hubungan antara penembakan dan terorisme. Dalam sepekan terakhir ini, muncul rangkaian serangan di sejumlah kota di Jerman. Hal ini mendorong pejabat memperketat pengawasan di negara itu. Apalagi sebelumnya pada 18 Juli, empat penumpang kereta api diserang dengan kapak oleh seseorang tak dikenal di Wuerzburg.
Sedangkan pada akhir pekan lalu, seseorang melakukan bom bunuh diri di luar bar anggur di Kota Ansbach. Kejadian ini melukai 12 orang. Pada hari yang sama, ada insiden seorang pengungsi Suriah berusia 21 tahun yang ditangkap karena membunuh wanita hamil menggunakan parang.
Sebelumnya, seorang remaja keturunan Jerman-Iran bernama David Ali Sonboly, 18 tahun, mengamuk di pusat perbelanjaan Muenchen dan menewaskan sembilan orang. Kejadian ini menambah rentetan panjang aksi penyerangan terhadap warga di Jerman.
SKY.COM | AVIT HIDAYAT