TEMPO.CO - Serangan udara Amerika Serikat di Afganistan Timur menewaskan 29 pejuang ISIS dan menghancurkan stasiun radio FM kelompok teroris.
Ataullah Khogayani, juru bicara Gubernur Nangarhar, mengatakan serangan terjadi pada Senin malam di provinsi Nangarhar, Afganistan Timur. Akibat serangan tersebut, 29 orang tewas termasuk 8 anggota ISIS yang bekerja di radio kelompok dan usaha online.
Serangan tersebut, kata Khogayani, tak hanya menghancurkan fasilitas radio, tapi juga menghancurkan peralatan Internet kelompok tersebut. “Sampai sebelum serangan, propaganda ISIS bisa didengar di stasiun radio di Nangarhar, Ibu Kota Jalalabad,” ujarnya, seperti dilansir dari CNN, Selasa, 2 Februari 2016.
Juru bicara pasukan tentara Amerika di Afganistan, Kolonel Michael Lawhorn, mengatakan ada dua serangan kontraterorisme di Provinsi Nangarhar. Namun dia menolak untuk menceritakan detail serangannya. Hingga kini, target dan dampak dari serangan yang lain belum diketahui.
Bulan lalu, penunjukan resmi Departemen Luar Negeri dari ISIS di Afganistan dan Pakistan sebagai organisasi teroris menyebabkan perubahan dalam aturan keterlibatan pasukan Amerika. Secara khusus, itu berarti bahwa militer Amerika sekarang memiliki wewenang hukum untuk menyerang kelompok teror di Afganistan.
MAYA AYU PUSPITASARI