TEMPO.CO, Khartoum – Sembilan pelintas batas meninggal di tengah teriknya gurun yang berada di perbatasan Sudan dan Libya. Mereka merupakan bagian dari 300 migran yang ditinggalkan penyelundup di tengah padang gurun tersebut.
“Mereka sedang dalam perjalanan ke Libya sebagai imigran gelap,” kata juru bicara pasukan Khartoum dari Sudan, Sawarmi Khaled, kepada AFP, Rabu, 30 April 2014, seperti dikutip Al-Jazeera.
Khaled menambahkan, kesembilan migran tersebut berasal dari Sudan. Bersama ratusan migran dari Ethiopia, Eritrea, Pakistan, dan Bangladesh, mereka menempuh perjalanan darat menuju Libya.
Namun nahas, di tengah perjalanan, mereka ditinggal begitu saja oleh para penyelundup. Sementara sembilan orang tewas, migran lainnya berada dalam kondisi kesehatan yang buruk.
Adapun laman resmi Kementerian Pertahanan Sudan menyatakan jumlah korban mencapai 319 orang. Mereka telah diselamatkan oleh tentara gabungan Sudan dan Libya.
"Sembilan dari mereka meninggal dan yang lainnya berada dalam kondisi yang buruk. Mereka mendapatkan pengobatan dan dipindahkan ke Dongola," kata pernyataan itu. Dangola merupakan sebuah kota yang berjarak sekitar 500 kilometer sebelah barat laut dari ibu kota Sudan, Khartoum.
ANINGTIAS JATMIKA | AL-JAZEERA
Berita Lainnya
Begini Hukum Islam Versi Brunei
Pria Australia Mengaku Lihat Puing MH370 di Bali
Arkeolog Inggris Temukan Puing MH370 di Vietnam