TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah imigran gelap yang tiba di Italia lewat Mediterania naik dua kali lipat pada tujuh bulan pertama pada 2023 dibanding periode yang sama 2022. Kantor berita ANSA mewartakan Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023.
Sedangkan pada Januari 2022 – Juli 2022 ada 41.435 imigran gelap yang masuk Italia. Perbandingan ini mengindikasikan adanya kenaikan 115.18 persen. Sebagian besar imigran gelap yang tiba di Italia pada 2023, berangkat dari Tunisia.
Lantaran jumlah imigran gelap yang melakukan perjalanan berbahaya meningkat, Italia pun meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan. Dari total 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza periode Januari sampai Juli 2023, sebanyak 64.764 orang diselamatkan dari laut dan dibawa ke bibir pantai Italia. Jumlah orang yang selamatkan tersebut, naik tiga kali lipat dibanding periode yang sama pada 2022, yang tercatat 19.171 orang yang diselamatkan.
Sementara itu, jumlah pelamar yang mengajukan permohonan suaka mengalami kenaikan sebanyak 70,59 persen atau menjadi 72.460 orang. Dari jumlah tersebut, total imigran gelap yang permintaan suakanya ditolak sebanyak 2.561 orang. Mereka yang gagal mendapatkan suaka, harus kembali ke negara asal.
Sebelumnya pada Juli 2023, negara-negara dari Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika menyepakati langkah-langkah untuk mencoba memperlambat alur imigran. Inisiatif ini juga ditujukkan untuk mengatasi beberapa tekanan yang mendorong orang meninggalkan rumah mereka dan berusaha mencapai Eropa.
Setelah pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pada 23 Juli 2023, aliansi baru tersebut berkomitmen untuk menindak penyelundupan manusia. Selain itu mereka juga ingin meningkatkan kerja sama di bidang-bidang seperti energi terbarukan untuk memerangi perubahan iklim dan memperbaiki prospek negara-negara miskin. Sedangkan Uni Eropa dan Tunisia, sudah menandatangani kesepakatan kemitraan strategis yang mencakup menindak perdagangan manusia dan memperketat perbatasan.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.