TEMPO.CO, Moskow – Hasil referendum Crimea yang menyatakan bahwa Crimea ingin bergabung dengan Rusia memang tak diakui oleh Amerika. Meski demikian, Rusia menegaskan bahwa hasil tersebut benar-benar legal.
Dilkutip dari Xinhua, Presiden Rusia Vladimir Putin melalui laman resmi pemerintahan Kremlin, menyatakan bahwa hasil referendum tersebut telah sepenuhnya mematuhi hukum internasional. Bahkan, Putin juga mengklaim bahwa pemantauan untuk referendum ini telah mencakup seluruh wilayah Ukraina.
Meskipun memiliki penilaian yang berbeda mengenai situasi di Crimea, kedua pemimpin negara ini sepakat untuk terus mencari cara memberi bantuan agar Ukraina mencapai kestabilannya.
Melalui percakapan telepon dengan Menlu AS John Kerry, Menlu Rusia Sergei Lavrov meminta AS untuk menempatkan pengaruhnya pada otoritas Kiev agar membantu menghentikan pelanggaran hukum massa dan kesewenang-wenangan terhadap penduduk berbahasa Rusia di Crimea.
Namun demikian, juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, justru menolak permintaan ini. Ia mengatakan, “Tidak ada keputusan apa pun yang akan dibuat tentang masa depan (Crimea) Ukraina tanpa (naungan) pemerintah Ukraina."
Referendum Crimea telah digelar. Hasilnya menunjukkan bahwa 95,5 persen warga Crimea ingin menjadi bagian dari Rusia. Di lain pihak, 3,5 persen menyatakan ingin tetap bergabung dengan Ukraina, sedangkan 1 persen suara sisanya merupakan suara tidak sah.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Terpopuler
Siapa yang Berkomunikasi Terakhir di Kokpit MH370?
Malaysia Airlines 'Kucing-kucingan' Hindari Radar
Polisi Sebut Pilot MH370 Fans Anwar Ibrahim
Posisi Malaysia Airlines Sempurna untuk Hilang