Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Vladimir Putin Menang Mutlak dalam Pilpres Rusia, Arah Kebijakannya?

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. Komisi Nasional Pemilu Rusia (CEC), suara pemilih yang terkumpul mencapai 72,22 persen, naik dari pemilu 2018 sebesar 67,5 persen. REUTERS/Maxim Shemetov
Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. Komisi Nasional Pemilu Rusia (CEC), suara pemilih yang terkumpul mencapai 72,22 persen, naik dari pemilu 2018 sebesar 67,5 persen. REUTERS/Maxim Shemetov
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Vladimir Putin menang telak dalam pemilihan presiden Rusia yang digelar akhir pekan dan awal pekan ini waktu setempat. Menurut perhitungan suara sementara, via exit poll, Putin meraih 87,8 persen suara. Angka itu yang tertinggi dalam sejarah Rusia setelah Uni Soviet runtuh.  

Hasil yang didapat Putin menunjukkan bahwa Putin akan kembali menjadi Presiden Rusia enam tahun mendatang, yang membuatnya menjadi pemimpin terlama Rusia selama lebih dari 200 tahun, menyalip Josef Stalin. Mantan letnan kolonel KGB yang berusia 71 tahun ini, pertama kali menjabat pada 1999. 

Dalam wawancara dengan DW, pakar Eropa Timur, Hans-Henning Schroder, mengatakan bahwa rezim Putin telah mengalami kestabilan pascakrisis pada tahun 2023. Saat itu, Kremlin menghadapi pemberontakan dari Yevgeny Prigozhin, pemimpin Grup Wagner, sebuah milisi swasta yang mengabdi kepada Rusia. Namun, sosok Prigozhin kemudian dilaporkan tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat.

Usai kejadian itu, Putin kemudian terlihat dalam aktivitas-aktivitas publik yang dimaksudkan untuk memberi isyarat bahwa "dia tetap memegang kendali,” jelas Schroder.

Menurut para pakar, rezim Putin bisa tetap berkuasa karena berbagai alasan, salah satunya karena stabilitas ekonomi Rusia meski dihantam berbagai sanksi Barat. Selain itu, siapa pun yang menentang perang Rusia melawan Ukraina akan menghadapi penindasan besar-besaran. Semua ini memungkinkan Kremlin untuk terus berkuasa seperti sebelumnya.

"Apa yang sudah kita lihat adalah Putin akan terus mengobarkan perang [melawan Ukraina], dengan intensitas yang tidak berkurang, namun mungkin justru akan meningkatkan pertempuran,” kata Regina Heller kepada DW.

Arah Kebijakan Putin

Dalam wawancara dengan DW, Heller mengatakan bahwa banyak warga Rusia akan melihat mobilisasi tentara wajib militer yang baru. Menurutnya, hal ini dipandang sebagai skenario yang realistis, karena Putin tidak mengurangi retorika militernya.

"Kita dapat melihat bahwa dukungan Barat terhadap Ukraina tidak sekuat yang seharusnya, yang dari sudut pandang Kremlin, memberikan peluang untuk mengubah keseimbangan yang menguntungkan bagi mereka melalui mobilisasi massa yang baru,” kata Heller.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, upaya mobilisasi baru ini menurut Heller kemungkinan bisa berbahaya karena ada kelelahan perang yang besar di kalangan warga Rusia. Mangott mengamini hal ini dengan mengutip survei yang menunjukkan bahwa mobilisasi besar-besaran tidak mungkin dilakukan.

Kalau menurut Schroder, apakah akan ada mobilisasi baru atau tidak, tergantung pada rencana Rusia untuk Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.

"Jika mereka ingin melakukan serangan dan mengalahkan Ukraina, mereka harus meningkatkan angkatan bersenjata mereka untuk menang dan mengendalikan negara,” katanya.

Meski begitu, Schroder beranggapan bahwa Rusia kemungkinan hanya berusaha terlihat sukses saja. "Kesan saya adalah bahwa sampai pemilihan presiden AS, hal ini dilakukan hanya sebagai upaya untuk mempertahankan keunggulan dan memberikan kesan keseluruhan di dalam dan luar negeri bahwa mereka berada di jalur kemanangan,” jelasnya.

Schroder menilai situasi Ukraina akan semakin buruk jika Presiden AS Joe Biden kalah dari Donald Trump pada pemilu Amerika Serikat (AS) tahun ini. Menurut Schroder, jika hal itu terjadi, Rusia kemungkinan tidak perlu mengerahkan tentara tambahan dalam upaya mobilisasi besar-besaran.

DIMAS KUSWANTORO | DW | ANANDA RIDHO SULISTYA
Pilihan editor: Pasca Kemenangan Pilpres Putin Dikabarkan Kunjungi Cina Pada Mei

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemimpin Dunia Sambut Kemenangan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran

9 jam lalu

Kandidat presisen Iran Masoud Pezeshkian. REUTERS
Pemimpin Dunia Sambut Kemenangan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran

Para pemimpin dunia mengucapkan selamat kepada presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian atas kemenangannya dalam pemilu putaran kedua.


Putin: Rusia Ingin Akhiri Konflik Ukraina secara Menyeluruh dan Final

20 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba helikopter saat mengunjungi Pusat Penggunaan Tempur dan Pelatihan Ulang Awak Penerbangan Kementerian Pertahanan Rusia ke-344 di kota Torzhok di Wilayah Tver, Rusia 27 Maret 2024. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
Putin: Rusia Ingin Akhiri Konflik Ukraina secara Menyeluruh dan Final

Putin menegaskan kembali tuntutannya agar pasukan Ukraina harus mundur dari wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.


PM India Narendra Modi akan Kunjungi Rusia, Pertama Sejak Invasi ke Ukraina

2 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), berbincang dengan PM India Narendra Modi, di KTT BRICS di Istana Itamaraty, Brasilia, Brasil, 16 Juli 2014. (AP/Felipe Dana)
PM India Narendra Modi akan Kunjungi Rusia, Pertama Sejak Invasi ke Ukraina

PM India Narendra Modi akan mengunjungi Rusia pada 8 Juli dan 9 Juli, perjalanan pertama Modi sejak Moskow melancarkan serangan militer ke Ukraina


Rusia Ancam NATO atas Peningkatan Kehadiran Militer di Perbatasan

2 hari lalu

Penampakan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang diterbangkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Pesawat raksasa yang diberi nama
Rusia Ancam NATO atas Peningkatan Kehadiran Militer di Perbatasan

Kemlu Rusia memperingatkan bahwa peningkatan kehadiran militer NATO di perbatasan negara itu tidak akan dibiarkan begitu saja


PM Pakistan Sarankan Putin Pakai Sistem Barter untuk Hindari Sanksi Barat

3 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Astana, Kazakhstan, 3 Juli 2024. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
PM Pakistan Sarankan Putin Pakai Sistem Barter untuk Hindari Sanksi Barat

PM Pakistan Shehbaz Sharif menyarankan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjalankan perdagangan secara barter untuk hindari sanksi Barat


Ajudan Zelensky Sebut Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia

3 hari lalu

Penasihat keamanan AS Jake Sullivan berbicara di samping Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak selama pertemuan puncak tentang perdamaian di Ukraina, di Stansstad dekat Lucerne, Swiss, 16 Juni 2024. Alessandro della Valle/Pool via REUTERS
Ajudan Zelensky Sebut Ukraina Belum Siap Kompromi dengan Rusia

Ukraina mengaku belum siap menyerahkan wilayah mana pun kepada Rusia demi mengakhiri perang.


Ini Harapan Duta Besar Ukraina untuk Pemerintah RI di Bawah Prabowo Subianto

4 hari lalu

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbicara kepada wartawan di Jakarta Selatan, Selasa, 2 Juli 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A
Ini Harapan Duta Besar Ukraina untuk Pemerintah RI di Bawah Prabowo Subianto

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbicara tentang harapannya untuk pemerintah RI selanjutnya dan usulan perdamaian Prabowo Subianto.


Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

5 hari lalu

Pernyataan Austin muncul setelah Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger mengumumkan bahwa negaranya menyediakan sistem pertahanan udara S-300 ke Ukraina. Sistem rudal Patriot juga melengkapi kelompok tempur multinasional NATO di Slovakia timur, yang mencakup elemen pertahanan udara dari Jerman dan Belanda.  Foto : Raytheon
Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

Rusia bersumpah untuk menghancurkan senjata yang dikirim negara-negara Barat ke Ukraina, di tengah laporan rencana AS akan kirim Patriot dari Israel


Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

5 hari lalu

Sebuah rudal diluncurkan, ketika media pemerintah melaporkan Korea Utara melakukan uji coba rudal hipersonik berbahan bakar padat jarak menengah dan jauh, di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara, 2 April 2024.  KCNA melalui REUTERS
Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik taktis baru yang mampu membawa hulu ledak super besar


Mantan Kepala Mata-mata Dilantik Sebagai PM Belanda, Pernah Pimpin Penyelidikan MH17

5 hari lalu

Perdana Menteri Belanda Dick Schoof. Patrick van Katwijk/Pool via REUTERS
Mantan Kepala Mata-mata Dilantik Sebagai PM Belanda, Pernah Pimpin Penyelidikan MH17

Mantan kepala mata-mata Dick Schoof menjadi perdana menteri Belanda yang baru pada Selasa 2 Juli 2024.