TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Utara mengatakan akan memantau setiap langkah pemerintah Amerika Serikat seiring upaya untuk menjatuhkan sanksi lebih berat lewat persetujuan Perserikatan Bangsa Bangsa.
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Hui-Chol, mengatakan uji coba bom nuklir keenam yang baru saja dilakukan negara itu pada pekan lalu merupakan bagian dari kemanjuan pencapaian teknologi senjata nuklir.
Baca: Amerika Serikat Kirim Pesawat Pengebom ke Perbatasan Korea Utara
“Sekarang AS masih membuat pernyataan tidak bertanggung jawab mengenai Korea Utara bahwa kami menginginkan perang dengan menantang aspirasi komunitas internasional. Sementara pada saat yang sama, AS berupaya menggalang dukungan sanksi kepada Korea Utara terkait tes bom nuklir yang dilakukan kemarin,” kata Choe seperti dilansir kantor berita Korea Utara KCNA, Sabtu, 9 September 2017.
Baca: Terungkap, Korea Utara Belajar Teknologi Nuklir dan Senjata Cina
Choe juga menemui sejumlah duta besar asing di Pyongyang pada Jumat lalu seperti dari Mongolia, Vietnam, Laos dan Kamboja. Dia menjelaskan bahwa teknologi bom H merupakan bagian signifikan dari pencapaian teknologi negara itu untuk menjadi negara berkekuatan nuklir.
“Kami tidak akan mundur satu langkah pun dari jalan pilihan kami dan terus mengembangkan teknologi nuklir sebagai efek cegah dan pertahanan negara dan bangsa kami dari ancaman perang nuklir AS,” kata Choe.
Choe juga meminta AS untuk tidak melupakan bahwa Korea Utara telah menjadi negara pemilik teknologi bom A dan H serta rudal balistik antarbenua.
KOREA TIMES | YONHAP | BUDI RIZA