TEMPO.CO, Seoul- Korea Utara untuk kedua kalinya meluncurkan rudal balistik antarbenua atau rudal ICBM pada Jumat malam, 28 Juli 2017. Peluncuran untuk uji coba ini dipantau serius oleh Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan.
"Korea Utara menembakkan rudal balistik ke arah Laut Timur dari sekitar wilayah Mupyong-ri, provinsi Jagang sekitar pukul 11.41 malam kemarin," ujar pernyataan bersama pemimpin militer atau JCS yang dikutip dari Korea Times, 29 Juli 2017.
Baca: Kim Jong-un Hadiri Konser Musik Rayakan Peluncuran Rudal
Rudal balistik antarbenua meluncur dengan jarak jangkauan mencapai 1.000 kilometer dan kecepatan tempuh 3.700 kilometer sebelum akhirnya mendarat di Laut Jepang. Butuh 45 menit untuk mencapai laut itu.
Menurut JCS, rudal ICBM yang diluncurkan Korea Utara itu merupakan jenis terbaru dari sebelumnya. Hal itu terbaca dari kemampuan jarak tempuhnya.
Dengan kemampuan jarak tempuh terbaru itu, rudal ICBM Korea Utara itu akan dapat menarget Chicago jika rudal ICBM itu ditembakkan dari kota Wonsan, letaknya di timur Korea Utara.
Berbeda dengan JCS, militer Rusia menduga rudal ICBM Korea Utara yang diluncurkan kemarin malam merupakan rudal jarak menengah.
Baca: Dalam 2 Tahun,Rudal Antarbenua Korea Utara Bisa Hantam San Diego
Korea Utara meluncurkan rudal ICBM itu sehari setelah negara itu menyatakan Hari Kemenangan saat memperingati akhir Perang Korea tahun 1950-1953. Dan, hanya beberapa jam setelah Senat Amerika Serikat menyetujui rancangan undang-undang tentang pemberian sanksi baru untuk Korea Utara. Rancangan itu sudah diserahkan ke Gedung Putih untuk mendapat persetujuan dari Presiden Donald Trump.
Peluncuran rudal ICBM untuk kedua kalinya membangkitkan protes dari sejumlah negara di antaranya Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Pemimpin dari ketiga negara ini mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada Korea Utara.
KOREA TIMES | CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA