TEMPO.CO, Teheran - Pengawal Revolusi Iran menahan kapal nelayan dan seluruh awak kapal Arab Saudi, Jumat, 21 Juli 2017. Kabar tersebut disampaikan kantor berita Iran, Sabtu, 22 Juli 2017, di tengah ketegangan diplomatik kedua negara.
Juru bicara Departemen Nelayan Provinsi Bushehr, Ardeshir Yarahmadi, sebagaimana dikutip IRNA mengatakan, kapal yang berisi lima warga India itu ditangkap pada Jumat setelah memasuki perairan nasional Iran.
Baca: Arab Saudi Tangkap 3 Pasukan Iran dan Boat Berisi Senjata
"Penangkapan ini kedua kalinya. Bulan lalu, sebuah kapal Saudi bersama kru kami tangkap dengan kesalahan serupa," ujar Yarahmadi.
Hubungan Iran dan Saudi memburuk dalam beberapa tahun ini. Kedua negara yang memiliki pengaruh kuat di kawasan itu saling tuding melakukan gangguan keamanan regional dan mendukung konflik di Suriah, Irak dan Yaman.
Riyadh bersama dengan negara Arab lainnya telah memutuskan hubungan dengan Qatar karena negeri itu memberikan dukungan kepada Iran.
Iran menuduh Arab Saudi berada di balik ledakan mematikan di Teheran pada 7 Juni 2017. Ledakan tersebut diklaim dilakukan oleh militan ISIS. Akibatnya, sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 40 korban lainnya cedera dalam serangan tersebut.
"Namun Riyadh menolak tuduhan tersebut," tulis Middle East Monitor.
Media Iran melaporkan bulan lalu, pasukan perbatasan Saudi membuka tembakan terhadap kapal nelayan Iran di Teluk menyebabkan seorang nelayan tewas dan tiga lainnya ditahan.
Iran mendesak Arab Saudi membebaskan ketiga nelayan yang dikatakan Teheran memiliki dokumen sah namun hilang di tengah jalan.
Menteri Informasi Saudi mengatakan, pasukan keamanan mencegat kapal tersebut karena memasuki perairan Saudi pada 16 Juni 2017.
"Ketiganya adalah anggota Pengawal Revolusi. Mereka kami tahan," ujar Kementerian Saudi.
Menurut Kementerian, kapal tersebut membawa bahan peledak dan ditangkap karena akan melakukan terorime di peraitan Saudi. Seluruh tudingan itu dibantah Iran.
MIDDLE EAST MONITOR | CHOIRUL AMINUDDIN