TEMPO.CO, Manila - Pasukan keamanan Filipina menahan seorang petinggi dari kelompok militan Maute yang telah memerangi pasukan pemerintah di kota Marawi dalam tiga pekan terakhir.
Juru bicara Kepolisian Daerah Lemuel Gonda mengatakan tersangka tersebut ditangkap di Santa Cruz, Macasandig, dan telah diidentifikasi sebagai Mohammad Noem Maute alias Abdul Jabid.
Seperti dilansir Asia Correspondent, Kamis 15 Juni 2017, Gonda mengatakan sebuah gugus tugas intelijen militer dan polisi gabungan yang disebut Kelompok Aksi Khusus Martial Law melakukan penangkapan tersangka.
Baca: Terungkap, Inilah Aktor dan Calon Pemimpin ISIS di Marawi
Abdul Jabid ditangkap saat mencoba melewati pos pemeriksaan dengan menggunakan kartu mahasiswa Universitas Mindanao palsu.
Jabid bersama tersangka lainnya yang masih buron, Abdul Raman, selama ini bertugas sebagai perakit bom bagi kelompok Maute yang telah bersumpah setia kepada ISIS.
Kementerian Pertahanan Nasional sebelumnya telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap kedua tersangka.
Gonda mengatakan, perintah polisi saat ini sedang menginterogasi tersangka.
Bentrokan Marawi dimulai pada 23 Mei ketika pasukan Filipina melakukan serangan untuk menangkap Isnilon Hapilon, seorang pemimpin di jaringan teror Abu Sayyaf.
Militer mengatakan bahwa 290 orang telah terbunuh sejauh ini, termasuk 206 gerilyawan, 58 tentara dan 26 warga sipil. Konflik telah memasuki hari ke-23.
Baca: Kelompok Teroris Maute Tewaskan 13 Marinir Filipina di Marawi
Pihak berwenang juga mengatakan 100 militan masih berada di daerah yang terkepung, turun dari 400 sampai 500 perkiraan jumlah milisi pada puncak pengepungan. Diperkirakan 300 sampai 600 warga sipil juga dikatakan terjebak atau disandera di kota tersebut.
Marawi berjarak sekitar 100 kilometer sebelah selatan Cagayan de Oro, pos pemeriksaan tempat Abdul Jabid Maute tertangkap. Namun tidak jelas apakah dia keluar dari kota yang dikepung tersebut.
ASIA CORRESPONDENT | REUTERS | YON DEMA