TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 13 anggota marinir Filipina tewas dalam pertempuran dengan kelompok militan Maute yang menguasai sebagian Kota Marawi.
"Kami sedih dengan kejadian itu ... ada 13 prajurit yang tewas," kata Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, seperti dilansir Inquirer pada 10 Juni 2017.
Baca juga: Konflik Marawi, Ayah Maute Bersaudara Ditangkap Polisi Filipina
Herrera mengatakan anggota marinir tengah dalam perjalanan ke Barangay Mapandi untuk melakukan operasi pembersihan. Di tengah jalan, mereka bentrok dengan sekitar 30 orang bersenjata kelompok Maute dan Abu Sayyaf pada hari Jumat lalu.
Kelompok militan Maute rupanya memasang alat peledak di jalan tersebut, menembakkan granat berpeluncur roket dan proyektil B-40.
Seorang pejabat militer mengatakan bahwa pertempuran tersebut berlangsung selama 14 jam. Bentrokan bersenjata ini menewaskan 13 anggota marinir. Jumlah tersebut menjadi korban tewas terbesar dalam satu hari.
Pertempuran antara kelompok Maute dan militer Filipina di Marawi City telah memasuki hari ke-19, semenjak pecah pertama kali pada 23 Mei 2017. Jumlah prajurit yang tewas mencapai 58 orang dan yang luka-luka masih didata.
Serangan udara yang dilakukan militer Filipina tidak mengurangi secara signifikan kemampuan bertempur kelompok Maute.
Herrera mengatakan masih ada sekitar 200 hingga 230 orang bersenjata yang tersisa. Termasuk pucuk pimpinan Maute, seperti Isnilon Hapilon, Abdullah dan Omar Maute.
INQUIRER | MANILA BULLETIN | YON DEMA