TEMPO.CO, Durban - Jurnalis Can Dundar meraih Golden Pen Award karena dianggap memperjuangkan kebebasan pers di Turki. Presiden World Association of Newspapers and News Publishers atau WAN-IFRA, Tomas Brunegard menyerahkan penghargaan itu di acara World News Media Congress WAN-IFRA di Durban, Afrika Selatan.
"Kebebasan berekspresi dan kebebasan bicara adalah hak asasi yang menjadi landasan kerja jurnalistik," kata Brunegard, Rabu 7 Juni 2017. Sementara kondisi saat ini, dia melanjutkan, masih terjadi pembatasan, sensor, dan ancaman oleh peguasa kepada jurnalis. "Tapi sekali lagi saya tegaskan, kebenaran itu pasti akan datang."
Sebab itu, Brunegard mengatakan, pers sebagai salah satu pilar demokrasi menjadi bagian dari kekuatan masyarakat. "Dan Golden Pen Award ini menjadi penting untuk membuktikan pekerjaan jurnalistik yang berbobot, kuat, dan tak ternilai," ujarnya.
Can Dundar adalah pemimpin redaksi surat kabar Cumhuriyet di Turki yang memuat artikel tentang dugaan pengiriman senjata dari badan intelijen Turki kepada kelompok pemberontak di Suriah pada 2014. Pemerintah Turki membantah artikel tersebut dan menyatakan yang mereka kirim bukan senjata, melainkan bantuan untuk kaum minoritas di Suriah.
Adapun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajukan tuntutan terhadap harian Cumhuriyet dan menuduh Dundar serta seorang korespondennya, Erdem Gul melakukan spionase. Ancaman terhadap Dundar tak berhenti di situ. Saat berada di luar gedung pengadilan pada 6 Mei 2016, seorang pria menembak Dundar sebanyak tiga kali. Dundar selamat dan pria yang menembaknya diringkus polisi. Baca juga: Investigasi Rahasia Negara, Jurnalis Turki Ditembak 3 Kali
Pada November 2016, Dundar divonis 5 tahun 10 bulan penjara karena mengungkap dokumen rahasia negara dan menjadi bagian dari organisasi teroris. Dundar dipenjara selama 92 hari. Dia bebas pada Februari 2016 ketika Mahkamah Agung meninjau kembali perkaranya dan memutuskan penahanannya merupakan bentuk perampasan kebebasan.
Setelah menerima Golden Pen Award, Dundar mengatakan masih banyak wartawan Turki yang terancam keselamatannya. "Jika satu jurnalis dibungkam, maka jurnalis yang lainnya pun akan diam. Itu cara yang dilakukan oleh pemerintah," ujarnya. Artikel terkait: Turki Tangkap Pemimpin Redaksi Cumhuriyet Tanpa Jelas Alasannya
Sebab itu, mewakili rekan sesama wartawan Turki, Dundar yang kini sudah mengundurkan diri dari jabatan sebagai pemimpin redaksi Cumhuriyet menyatakan, tetap berusaha membela demokrasi dan kebebasan pers, meski harus mengorbankan kehidupannya.
RINI KUSTIANI
Berita lainnya:
Planet Neraka Ditemukan, Berapa Suhunya?
Diisolasi Arab Saudi, Qatar Akan Terima Makanan dari Iran
Polisi Tangkap Tamim Pardede, Pelaku Ujaran Kebencian di Youtube