Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Referendum Konstitusi Turki, Pemilih Ya Yakin Menang Mudah

image-gnews
Seorang pendukung Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperlihatkan telapak tangannya yang bertuliskan
Seorang pendukung Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperlihatkan telapak tangannya yang bertuliskan "Yes" saat ikuti reli untuk referendum yang akan datang di Istanbul, Turki, 8 April 2017. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Istanbul - Suasana politik menghangat menjelang referendum konstitusi Turki yang akan digelar secara nasional pada Ahad, 16 April 2017.

Sebelumnya, Maret hingga 9 April 2017, Turki mengadakan referendum bagi warga negaranya di luar negeri antara lain Jerman, Belanda dan Prancis.

Baca: Erdogan, Mencari Kekuatan Besar Melalui Referendum Turki

Pendukung "ya" yang dimotori oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan sangat yakin bahwa mereka bakal menang mudah sehingga sistem politik negara dari parlementer menjadi presidensial bakal terwujud.

Salah satu pendukung "ya" adalah Ali, seorang sopir taksi di Istanbul. Pria berusia 50 tahunan yang kerap berhubungan dengan politikus, pemain sepak bola atau penumpang umum, itu paham betul kehidupan sehari-hari di Turki.

Dia yakin pemilih "ya" bakal memenangkan perubahan konstitusi negaranya. "Hasilnya adalah 'ya' sebagai pemenang," ucap Ali.

Senada dengan Ali, sopir taksi lainya bernama Davut juga mendukung apa yang disampaikan Ali. Bahkan dia memprediksi suara "ya" bakal meraup dukungan 65 persen.

Baca: Referendum Konstitusi Turki, Mengapa Diaspora Dukung Erdogan?

"Saya katakan, pendukung 'ya' bisa mencapai 60 hingga 65 persen," kata lelaki 58 tahun itu. Dia melanjutkan, "Saya akan memilih 'ya' demi anak-anak, untuk masa depan dan kesejahteraan tanah air saya."

Menurutnya, layanan yang diberikan oleh pemerintah sejak era Partai Pembangunan dan Keadilan 2002 belum pernah mengecewakan.

Ali percaya bahwa kudeta 15 Juli 2016 yang mengakibatkan 250 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang cedera memiliki dampak pilihan bagi warga Turki. 

"Kudeta adalah upaya menduduki negeri kami. Saya akan memilih 'ya',' ungkapnya.

Yahya Uur, pimpinan perkumpulan sopir taksi di Istanbul (ITEO), membenarkan pendapat para sopir taksi mengenai referendum.

Dia mengatakan, pemilih 'ya' meningkat setelah orang-orang mengerti mengenai perubahan konstitusi. Warga masyarakat menginginkan perubahan setelah selama 40 tahun menunggu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Referendum Kontitusi Turki, Koyak Hubungan Dengan Eropa 

"Kami telah mengadakan pertemuan dengan para sopir taksi di sebuah distrik di Istanbul untuk membahas perkembangan terakhir di negara kami," kata pimpinan sopir taksi ini.

"Kami sangat yakin hasilnya 'ya' menang," tuturnya.

Setali tiga uang dengan para sopir taksi itu. Tony, seorang guru bahasa Inggris akan memilih 'yes' demi kejayaan bangsa Turki. Menurutnya, jika bangsa Turki ingin besar maka harus ada perubahan sistem politik.

"Saya mendukung Presiden Erdogan dan saya akan memilih 'ya'. Perlu ada perubahan sistem politik jika Turki ingin menjadi bangsa besar. Sistem politik yang kami miliki sekarang ini tidak berjalan sebagaimana mestinya," kata Tony kepada kontributor Tempo.

Tony menambahkan, Erdogan telah melakukan banyak hal di Turki namun pemberitaan mengenai dia sangat buruk. Mereka kebanyakan tidak paham mengenai apa yang terjadi di Turki. 

"Tulisan mereka sampah!" katanya.

Sementara itu, penentang referendum memiliki alasan mengapa mereka menolak. Sebab, jika pemilih 'ya' memenangkan referendum maka hari-hari buruk akan menimpa Turki.

"Jika pilihan 'ya' menang pada referendum nanti maka hari buruk siap menunggu Turki. Mungkin lima tahun ke depan, Turki akan seperti Iran atau Suriah," ujar seorang staf pengajar di sebuah perguruan tinggi di Turki yang tak bersedia disebutkan namanya dengan alasan keamanan.

Baca: Eksklusif, Catatan Jurnalis Turki Soal Referendum Konstitusi

Kekhawatiran kemenangan kelompok 'ya' juga menghantui warga Turki lainnya. Salah satunya adalah Murat Aknc, seorang guru Sekolah Dasar di Turki.

Dia mengungkapkan, jika pemilih 'ya' dalam referendum Turki mencapai angka 51 persen maka tamatlah riwayat Turki dan demokrasi. "Ketika dia meninggal, mungkin anak atau sepupu bahkan sopir taksinya bisa menjadi seorang kaisar," ujarnya. 

DAILY SABAH | MARYAM AZ ZAHRA | CHOIRUL AMINUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

5 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza


Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

24 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik


Recep Tayyip Erdogan Siap Mediasi Rusia dan Ukraina

57 hari lalu

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam pernyataan Penasehat Keamanan AS, John Bolton, agar negaranya melindungi pasukan milisi Kurdi YPG pasca penarikan pasukan AS dari Kota Manbij, Suriah. Reuters.
Recep Tayyip Erdogan Siap Mediasi Rusia dan Ukraina

Recep Tayyip Erdogan mengutarakan kesiapan menjadi penengah konflik Rusia-Ukraina.


Presiden Turki Erdogan Kirim Surat Ucapan Selamat ke Prabowo

23 Februari 2024

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.[Presidential Press Office / Handout via REUTERS]
Presiden Turki Erdogan Kirim Surat Ucapan Selamat ke Prabowo

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas hasil Pemilu 2024.


Recep Tayyip Erdogan Ingin Fokus Atasi Krisis di Gaza

13 Februari 2024

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyapa pendukungnya di Istanbul, Turki, 24 Juni 2018. Kemenangan di atas 50 persen membuat Erdogan tak perlu lagi bertarung di putaran kedua untuk mempertahankan kursi presiden sejak 2014. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Recep Tayyip Erdogan Ingin Fokus Atasi Krisis di Gaza

Dalam kunjungan kerjanya ke dua negara, Recep Tayyip Erdogan memastikan krisis di Gaza akan menjadi fokus pihaknya.


Polisi Tangkap Presiden Klub Ankaragucu yang Pukul Wasit Liga Turki Halil Umut Meler

13 Desember 2023

Wasit Halil Umut Meler tergeletak di tanah di akhir pertandingan sepak bola Super Lig Turki antara MKE Ankaragucu dan Caykur Rizespor. REUTERS/Abdurrahman Antakyali
Polisi Tangkap Presiden Klub Ankaragucu yang Pukul Wasit Liga Turki Halil Umut Meler

FIFA menyatakan pemukulan terhadap wasit di Liga Turki tidak dapat diterima.


Recep Tayyip Erdogan: Menghancurkan Hamas adalah Skenario Tak Realistis

3 Desember 2023

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan  berbicara usai melakukan salat jenazah dalam upacara pemakaman Sersan Musa Ozalkan yang gugur dalam tugas operasi militer
Recep Tayyip Erdogan: Menghancurkan Hamas adalah Skenario Tak Realistis

Recep Tayyip Erdogan memperingatkan kalau tujuan Israel menghancurkan Hamas atau mendepak kelompok itu dari Gaza adalah hal yang tidak terjangkau.


Israel Akan Diseret Erdogan ke Mahkamah Internasional Sebagai Penjahat Perang, Lebih Jauh Soal Penjahat Perang

8 November 2023

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden (tidak dalam gambar), saat Biden mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Israel Akan Diseret Erdogan ke Mahkamah Internasional Sebagai Penjahat Perang, Lebih Jauh Soal Penjahat Perang

Pernyataan Recep Tayyip Erdogan mengenai penjahat perang sering kita temui dalam catatan sejarah, utamanya mengenai peperangan.


Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

6 November 2023

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

Presiden Turki Erdogan akan melakukan segala cara untuk membawa kasus kejahatan perang yang dilakukan Israel ke ICC. Ini ketegori kejahatan perang.


9 Tahun Recep Tayyip Erdogan Berkuasa, Kilas Balik Pemilu Presiden Turki 2014

30 Agustus 2023

Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Umit Bektas
9 Tahun Recep Tayyip Erdogan Berkuasa, Kilas Balik Pemilu Presiden Turki 2014

Ini kilas balik kemenangan Recep Tayyip Erdogan pada pemiluTurki 2014, yang membuatnya pertama kali dilantik sebagai Presiden Turki.