TEMPO.CO, New York—Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres membenarkan bahwa jenazah yang ditemukan di Republik Demokratik Kongo merupakan dua pakar PBB, dan berjanji akan menyelidiki kematian misterius mereka.
Seperti dikutip AFP, Rabu 29 Maret 2017, Guterres mengatakan bahwa Michael Sharp asal Amerika Serikat dan Zaida Catalan asal Swedia, "kehilangan nyawa mereka untuk mencari tahu penyebab konflik Republik Kongo guna membantu menciptakan perdamaian bagi negara tersebut dan rakyatnya.”
Baca: Sekjen PBB Antonio Guterres: Islamofobia Memicu Terorisme
Catalan, Sharp dan seorang penerjemah menghilang bulan lalu di wilayah konflik di Kongo. Jasad mereka kemudian ditemukan pada Senin lalu.
"Saya percaya otoritas Kongo akan melakukan penyelidikan terhadap insiden ini. PBB juga akan melakukan penyelidikan. Dalam kasus kriminal, PBB akan melakukan segala hal yang memungkinkan untuk menjamin keadilan ditegakkan," Guterres menegaskan.
Sementara itu, Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven berjanji akan memberikan bantuan penuh kepada PBB untuk menyelidiki kematian warganya.
"Zaida Catalan bekerja tanpa lelah untuk perdamaian dan keadilan. Ia rela mengorbankan nyawa bagi orang lain,” tutur PM Lofven dalam pernyataan resmi.
Tim penyelidik dimana Catalan dan Sharp bergabung, tengah mengevaluasi sanksi yang diterapkan kepada Kongo oleh Dewan Keamanan PBB. Mereka kemudian menghilang di Provinsi Kasai Tengah.
AFP | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI