TEMPO.CO, Lahore — Pakistan menahan seorang ulama terkenal yang diduga terkait dengan pembantaian Mumbai pada 2008.
Seperti dilansir BBC, Selasa, 31 Januari 2017, Hafiz Muhammad Saeed kini berada dalam tahanan rumah di Kota Lahore atas tuduhan terlibat dalam pembantaian di negara tetangga yang menewaskan 116 orang itu.
Baca: Pakistan Bebaskan Perencana Serangan Mumbai
Berdasarkan undang-undang anti-terorisme Pakistan, Saeed dapat ditahan hingga 12 bulan.
Saeed dijemput aparat dari kantornya di Yayasan Jamaat-ud-Dawa (JuD), pada Senin malam. “Diiringi para pendukung, beliau dibawa ke rumah,” kata Nadeem Awan, juru bicara JuD kepada Al Jazeera.
Kabar penahanan ini juga diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Pakistan Chaudhry Nisar.
“Pakistan memiliki kewajiban untuk melakukan tindakan terhadap JuD yang masuk daftar hitam organisasi internasional selama bertahun-tahun,” ujar Nisar kepada wartawan di Islamabad.
Amerika Serikat dan India menuding Saeed sebagai dalang serangan paling mematikan dalam sejarah India itu, meski ia berulang kali membantahnya.
Bekas pemimpin kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) itu sempat ditahan di rumah pada 2008 setelah pembantaian Mumbai pada 26 November.
Namun ia dibebaskan enam bulan kemudian karena Pakistan berdalih tidak memiliki bukti untuk menyidangkannya atau mengekstradisinya ke India.
Sejak itu, ia bebas bergerak di dalam Pakistan dan kerap mengobarkan sentimen anti-India.
Pada 2012, Amerika Serikat menawarkan US$ 10 juta atau lebih dari Rp 13 miliar kepada siapa pun yang berhasil menangkapnya.
Kementerian Dalam Negeri juga menyebut empat anggota JuD berada dalam penahanan. Mereka adalah Abdullah Ubaid, Zafar Iqbal, Abdur Rehman Abid, dan Qazi Kashif Niaz.
Sepuluh orang bersenjata api menembaki sejumlah obyek vital di kota terbesar India, Mumbai, pada 26 November 2008.
Serangan di stasiun kereta api, dua hotel mewah hingga tempat ibadah umat Yahudi itu menyebabkan 166 orang tewas.
BBC | AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI