TEMPO.CO, Los Angeles – Seorang warga Iran yang sudah menetap selama tujuh tahun di Amerika Serikat, menjadi satu dari sekian banyak imigran yang merasakan dampak dari kebijakan Presiden Donald Trump melarang Muslim masuk ke negaranya.
Seperti dilansir laman People, Senin, 30 Januari 2017, Nazanin Zinouri yang baru saja selesai menempuh pendidikan doktor di Clemson University di California Selatan pada 2016 lalu itu, diminta untuk keluar dari pesawat setalah diinterogasi selama 40 menit di Dubai, Uni Emirat Arab.
Baca: AS Larang Warganya Masuk, Iran Membalas
Ia diminta untuk meninggalkan pesawat menuju Amerika Serikat itu hanya beberapa jam setelah perintah eksekutif ditandatangani.
Melihat paspornya sebagai warga Iran masuk dalam daftar hitam Trump, otoritas bandara memerintahkannya turun beberapa menit pesawat sebelum lepas landas.
Dengan geram, Nazanin yang kini bekerja di almamaternya itu pun mempertanyakan perlakuan tersebut di dinding Facebook-nya.
"Pada Rabu lalu, saya sudah mendengar rumor tentang perintah eksekutif baru yang akan mengubah aturan imigrasi untuk beberapa negara termasuk Iran. Kemudian aku membaca draft itu seperti kebanyakan orang lainnya. Apakah aku mungkin dilarang kembali? Ini seharusnya tidak terjadi. Aku tidak akan membiarkan aturan itu merusak perjalanan saya. Tidak disangka, ternyata aturan tersebut serius dan terjadi begitu cepat,” Nazanin menulis.
Lulusan doktoral itu akhirnya memotong liburannya di Teheran dan bergegas ke bandara setelah mendengar tentang peraturan baru mulai berlaku.
Nazanin buru-buru naik pesawat dari Teheran lalu bergerak menuju bandara Dubai untuk menyambung ke penerbangan lain menuju rumahnya di Greenville, Carolina Selatan.
Tak disangka, sejak di Dubai ia bahkan sudah dilarang menaiki pesawat menuju Negeri Abang Sam.
"Tidak ada yang memberitahu apa yang harus saya lakukan dengan mobil yang masih berada di parkir bandara. Atau apa yang harus dilakukan dengan rumah saya dan semua barang-barang saya. Mereka tidak mengatakan itu dengan kata-kata tetapi dengan tindakan mereka. Selama ini hidup saya tidak masalah. Semua yang saya kerjakan selama bertahun-tahun tidak masalah,” kata Nazanin melanjutkan.
Donald Trump yang dilantik sebagai Presiden AS yang ke-45 pada 20 Januari lalu, telah melarang semua pengungsi Muslim memasuki negara itu selama empat bulan.
Ia juga telah memblokir pengungsi yang dilanda perang Suriah tanpa batas waktu sebagai bagian dari rencana untuk menghentikan ‘teroris Islam radikal’. Perintah tersebut telah ditandatangani pada Jumat sore pekan lalu.
Kebijakan tersebut juga memberlakukan larangan selama 90 hari bagi imigran yang berasal dari tujuh negara mayoritas Muslim seperti Iran, Irak, Suriah, Yaman, Sudan, Libya dan Somalia; untuk memasuki Amerika Serikat.
Iran menjadi negara yang paling terdampak larangan ini, karena berdasarkan data sebanyak 35 ribu lebih warga Iran memasuki Amerika Serikat setiap tahunnya.
PEOPLE | MIRROR.CO.UK | LARISSA | SITA