TEMPO.CO, New Delhi - Sedikitnya 36 orang tewas dan 50 korban lainnya luka-luka setelah sebuah kereta api penumpang terlempar dari rel di India selatan, Sabtu dinihari waktu setempat, 21 Januari 2017.
Menurut manajer perusahaan jawatan kereta api India, Chandralekha Mukherji, kepada kantor berita Associated Press, dalam kecelakaan tersebut tujuh rangkaian gerbong Hirakhand Express keluar dari jalur kereta.
Untuk menyelamatkan penumpang lainnya, tim keselamatan India bekerja keras hingga Ahad pagi, 22 Januari 2017. Mereka memotong bagian gerbong di dekat stasiun kereta api Kunera di Distrik Vizianagaram, negara bagian Andhra Pradesh.
"Ketika kecelakaan, kereta api sedang dalam perjalanan antara Jagdalpur di negara bagian Chhattisgarh menuju Bhuvanesawar di Orissa," tulisal Al Jazeera, Ahad, 22 Januari 2017.
Juru bicara perusahaan kereta api JP Mishra menjelaskan, akibat kecelakaan tersebut, sebanyak 36 orang tewas.
"Sampai sejauh ini baru 19 korban tewas yang berhasil diidentidikasi," ucapnya. Dia menambahkan, kemungkinan jumlah tersebut bakal bertambah mengingat masih banyak korban terperangkap di dalam gerbong.
India dikenal sebagai negara ketiga terbesar di dunia yang menggunakan moda angkutan kereta api, namun fasilitas sinyal dan komunikasi angkutan ini sangat memprihatinkan.
Perawatan rel dan peralatan kereta api juga sangat buruk. Bahkan di beberapa tempat, masih menggunakan sistem sinyal manual sehingga berisiko tinggi yang ditimbulkan oleh kesalahan manusia.
Pada November 2016, sebanyak 146 orang tewas ketika sebuah kereta api penumpang tergelincir dari rel di dekat Kanpur, Uttar Pradesh. Kejadian itu tergolong insiden paling mematikan di negara tersebut dalam kurun waktu lima tahun.
Menurut laporan pemerintah pada 2012, sekitar 15 ribu orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan kereta api.
Kejadian terburuk berlangsung pada 1981, saat sebuah kereta api terjun ke Sungai Bagmati di utara India mengakibatkan sekitar 800 orang meninggal.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, berjanji menyiapkan dana sebesar US$ 137 miliar atau sekitar Rp 1.835 triliun untuk modernisasi jaringan kereta api sehingga dapat digunakan 23 juta orang setiap hari.
Dalam pesan singkat di Twitter, Ahad, Modi menyampaikan ucapkan belasungkawa terhadap para korban tewas akibat kecelakaan kereta api seraya meminta menteri perkeretaapian memantau situasinya dari dekat.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN