TEMPO.CO, Casablanca - Pemerintah Maroko melarang produksi dan penjualan burka. Surat pemberitahuan larangan memproduksi dan menjual burka dikirim ke para pedagang dan pengusaha awal pekan ini. Mereka diharuskan mematuhi aturan itu dalam tempo 48 jam setelah menerima surat itu.
Tidak ada penjelasan resmi tentang alasan larangan memproduksi dan menjual burka di Maroko.
Baca juga:
Negara Mana Saja yang Melarang Burka?
Merkel Serukan Pelarangan Burka di Seluruh Jerman
"Kami telah mengambil langkah melarang impor sepenuhnya, termasuk memproduksi dan menjual garmen ini di semua kota di kerajaan ini," kata seorang pejabat senior pemerintah Maroko, seperti dikutip dari Telegraph, Kamis, 12 Januari 2017.
Pada umumnya, hanya segelintir perempuan Maroko yang menggunakan burka, yang menutupi seluruh tubuh dan wajahnya.
Umumnya, perempuan Maroko mengenakan jilbab atau nikab yang hanya menutupi kepala.
Maroko merupakan destinasi wisata internasional yang dikunjungi sekitar 600 ribu turis asal Inggris setiap tahun.
Raja Maroko Mohammed VI telah menyatakan penganut Islam moderat. Ia pun bersumpah akan memberangus terorisme di negaranya.
"Mereka yang ikut terorisme atas nama Islam bukan muslim," kata Raja Mohammed VI.
Sejauh ini, sekitar 1.500 warga Maroko bertempur di Suriah dan Irak. Mereka mendukung ISIS. Sebanyak 220 orang yang pulang dari Suriah dan Irak ditangkap di rumahnya.
Salah Abdeslam, perancang serangan bom Paris pada November 2015, merupakan warga Maroko. Serangan ini menewaskan 130 orang. Warga Maroko lain bernama Redouane S. terlibat teror di Paris pada akhir Desember lalu.
TELEGRAPH | MARIA RITA