TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan insiden penerobosan kantor Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Melbourne, Australia, murni tindak kriminal. Insiden yang terjadi pada Jumat lalu waktu setempat itu diabadikan pelaku lewat video, yang menyebar di dunia maya.
"Apa pun motivasinya, tak bisa dibenarkan. Itu pure (murni) tindak kriminal, tak lagi penting motivasinya. Yang dikejar (polisi) adalah tindakannya," kata Arrmanatha di kompleks Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2017.
Presiden Joko Widodo telah menyatakan hal serupa. Menurut dia, insiden itu tak terkait dengan masalah keutuhan bangsa. "Itu urusan kriminal. Saya sudah mendapat laporan soal penambahan aparat keamanan di Australia," ujar Presiden Jokowi di sela kunjungan melihat proyek Jalan Tol Batang-Semarang, Jawa Tengah, kemarin.
Identitas pelaku yang diduga berjumlah dua orang hingga kini masih didalami otoritas Australia. "Informasi dari KJRI, polisi setempat sedang mencari pengunggah video, masih dicari karena yang bersangkutan (pelaku) tak memiliki alamat permanen," ujar Arrmanatha.
Polisi Australia, kata Arrmanatha, berkoordinasi dengan pihak apartemen yang berada bersebelahan dengan kantor KJRI Melbourne. "Polisi menginvestigasi dari CCTV (apartemen) karena pelaku menerobos dari apartemen untuk bisa naik ke pagar kita (KJRI Melbourne)," tuturnya.
Arrmanatha membenarkan bahwa pengamanan di Kedutaan Besar RI dan KJRI kini ditingkatkan. "Setiap tahun kami melakukan evaluasi terhadap keamanan di seluruh perwakilan, fisik dan lainnya selalu kita review."
YOHANES PASKALIS