TEMPO.CO, Washington- Tim kampanye calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton telah diinformasikan oleh beberapa pakar komputer terkemuka AS terkait kecurangan penghitungan suara pada pemilihan presiden pada 8 November 2016.
Beberapa pakar tekhnologi informatika menyebutkan penghitungan suara di tiga negara bagian masing-masing di Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania kemungkinan telah dimanipulasi oleh peretas asing.
Seperti yang dilansir CNN pada 23 November 2016, para ahli komputer itu meyakini telah menemukan bukti bahwa perolehan suara di tiga negara bagian itu bisa saja dimanipulasi atau diretas. Mereka telah mempresentasikan temuan itu ke staf utama Clinton pada Kamis pekan lalu.
Baca:
Resmi Jadi Presiden, Trump: AS Tarik Diri dari TPP
Cina Tetap Optimistis Menjalin Kerja Sama Bisnis dengan AS
Direktur Pusat Keamanan Komputer dan Masyarakat University of Michigan J. Alex Halderman, mengatakan kepada tim kampanye Clinton bahwa mereka percaya ada kecenderungan kecurangan terhadap Clinton di wilayah-wilayah yang mengandalkan mesin pemungutan suara elektronik.
Kelompok ilmuwan itu mengungkapkan kepada John Podesta, Ketua tim kampanye Clinton, dan Marc Elias sebagai penasihat umum kampanye bahwa Clinton menerima hasil 7 persen lebih sedikit di negara yang bergantung pada mesin penghitung suara elektronik, yang bisa saja disebabkan ada peretasan.
Untuk itu mereka mendesak agar tim kampnye Clinton mengajukan permohonan untuk melakukan audit di tempat-tempat pemilihan suara yang dicurigai telah diretas.
Selain ahli komputer tersebut, akademisi dan aktivis juga mendesak agar Clinton meminta penghitungan ulang suara, Ada kekhawatiran yang meluas tentang peretasan menjelang pemilihan presiden bulan ini yang dimenangi kandidat dari Republik, Donald Trump. Termasuk pemerintahan presiden Barack Obama yang menuduh Rusia berusaha meretas data daftar pemilih tetap.
Namun para pejabat pemilu dan ahli cybersecurity mengatakan pada awal bulan ini bahwa hampir tidak mungkin bagi Rusia untuk mempengaruhi hasil pemilu.
Tim kampanye Clinton belum memberikan tanggapan dan komentar terkait kemungkinan meminta penghitungan ulang berdasarkan temuan itu.
CNN|GUARDIAN|YON DEMA