TEMPO.CO, Mosul-Pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakr al-Baghdadi telah mengajukan permohonan gencatan senjata kepada pasukan militer Kurdi, Peshmerga dalam pertempuran melawan ISIS di Mosul, Irak.
Menurut berita yang dimuat media-media di Irak, al-Baghdadi mengajukan permohonan gencatan senjata itu melalui para pemimpin suku Arab di provinsi Niniveh.
Menurut Baghdadi, jika Pershmerga menghentikan pertempuran, milisi ISIS yang dipimpinnya akan keluar dari Mosul dan meninggalkan Suriah dengan membawa senjata dan uang yang dimiliki.
Baca:
Amerika Duga ISIS Gunakan Senjata Kimia di Mosul
Skandal Donald Trump:Kata 10 Wanita yang Mengaku Digerayangi
Madonna 'Hadiahkan' Oral Seks Bagi Pemilih Hillary Clinton
Pasukan Peshmerga baru-baru ini melakukan serangan yang menghancurkan kekuatan ISIS dan menurunkan moril para milisi ISIS di Mosul. Sehingga banyak milisi yang mulai melarikan diri dengan sanak keluarganya keluar dari Irak menuju Suriah.
Selain menawarkan gencatan senjata, Baghdadi juga telah memerintahkan evakuasi para wanita kalifah yang tak lain adalah istri-istri pimpinan ISIS untuk keluar dari Mosul dan pindah ke Suriah.
"Para wanita kalifah dievakuasi atas perintah Baghdadi guna terhindar dari penangkapan oleh pasukan keamanan atau rakyat Mosul setelah pembebasan kota," kata media Al Sumaria yang dikutip oleh ABNA, 19 Oktober 2016.
Selasa, 18 Oktober 2016, anak-anak muda Mosul menyerang markas besar ISIS. Dua milisi ISIS tewas dan sejumlah kendaraan dibakar. Setelah itu, orang-orang muda Mosul mengibarkan bendera Irak.
Pasukan Irak dibantu Peshmerga dan pasukan koalisi beranggotakan 60 negara dipimpin Amerika Serikat bertempur melawan ISIS di Mosul. Diperkirakan pertempuran ini akan berlangsung lebih dari sebulan mengingat beratnya medan pertempuran dan barikade-barikade yang dibuat ISIS. Ribuan warga Mosul dievakuasi dan diungsikan ke tempat yang aman dari jangkauan ISIS.
ABNA | MARIA RITA