Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Protes Berkepanjangan, Ethiopia Kondisi Darurat  

image-gnews
Aparat keamanan melespakn tembakan gas air mata guna membubar demonstran yang semakin ricuh saat berlangsungnya Festival Irreecha di kota Bishoftu, wilayah Oromia, Ethiopia, 2 Oktober 2016. REUTERS
Aparat keamanan melespakn tembakan gas air mata guna membubar demonstran yang semakin ricuh saat berlangsungnya Festival Irreecha di kota Bishoftu, wilayah Oromia, Ethiopia, 2 Oktober 2016. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Addis Ababa - Pemerintah Ethiopia mengumumkan keadaan darurat nasional selama enam bulan terkait dengan protes berkepanjangan kelompok anti-pemerintah pada Minggu, 9 Oktober 2016, waktu setempat. Itu merupakan status darurat pertama sejak partai penguasa saat ini memenangi pemilu seperempat abad lalu.

Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn mengatakan langkah ini diambil untuk memulihkan kondisi sistem kenegaraan terkait dengan protes berkepanjangan di seluruh negeri.

Baca juga: Jerman Tangkap Terduga Teroris asal Suriah

“Keadaan darurat telah dibicarakan dengan cermat oleh Dewan Pemerintah terkait dengan hilangnya nyawa dan kerusakan bangunan yang terjadi di Ethiopia. Kami ingin mengakhiri kerusakan yang mengakibatkan rusaknya proyek infrastruktur, pusat kesehatan, administrasi, dan gedung pengadilan,” ucap Desalegn kepada media lokal, seperti dikutip CNN.

Protes terbesar yang mengguncang Ethiopia dilakukan Oromo. Meski berjumlah sepertiga dari total seratus juta penduduk, etnis Oromo dimarginalkan selama puluhan tahun, dan permasalahan memuncak setelah pemerintah mempromosikan pengembang untuk mengambil alih lahan pertaniannya.

Simak: Putra Rooney yang Berusia 6 Tahun Gabung dengan Manchester United

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ethiopia menghentikan layanan Internet dan memblokir media sosial untuk menghentikan provokasi di kalangan Oromia. Insiden terakhir, menurut pemerintah, menyebabkan tewasnya 52 warga Oromia dalam unjuk rasa di festival suci Oromo atau yang dikenal Irreechaa pada 2 Oktober lalu. Mereka mengatakan pihak keamanan menembakkan peluru dan gas air mata ke demonstran, sehingga menyebabkan lebih dari 500 orang terbunuh—angka itu versi oposisi.

Pemerintah menyalahkan kelompok oposisi atas kerusuhan ini. Menteri Komunikasi Getachew Reda menuturkan kepada CNN, “Di tubuh korban yang telah kami temukan, tidak ditemukan luka tembak satu pun. Mereka tewas karena panik. Pihak keamanan seharusnya tidak bersenjata, sehingga kerusuhan itu tidak terkait dengan pihak keamanan.”

Protes di Ethiopia menarik perhatian global ketika pelari Olimpiade, Feyisa Lilesa, membuat sikap tubuh menyilangkan tangan di atas kepala. Aksi ini sebagai protes ketidakadilan pemerintah Ethiopia terhadap suku Oromo.

AKHMAD MUSTAQIM | SITA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koshe, Kota Sampah Tragis di Ethiopia Sejak 1964

17 Maret 2017

Tumpukan sampah yang longsor menimbun rumah warga di luar kota Addis Ababa< ethiopia, 11 Maret 2017. bbc.co.uk
Koshe, Kota Sampah Tragis di Ethiopia Sejak 1964

Bencana bukit sampah pada Sabtu, 11 Maret 2017, yang menewaskan 113 orang membuat pemerintah berpikir ulang mengenai relokasi TPA Koshe.


Bencana Bukit Sampah, Ethiopia Berkabung Tiga Hari

16 Maret 2017

Polisi dan petugas penyelamat mengerahkan excavator untuk menggali korban di antara tumpukan sampah yang longsor di pemukiman kumuh di Koshe, pembuangan sampah di ibukota Addis Ababa, Ethiopia, 13 Maret 2017. REUTERS/Tiksa Negeri
Bencana Bukit Sampah, Ethiopia Berkabung Tiga Hari

Pejabat pemerintahan kota tidak bisa menyebutkan berapa jumlah orang yang berada di lokasi ketika bencana itu terjadi.


Longsor Sampah di Ethiopia Tewaskan 113 Orang  

16 Maret 2017

Polisi dan petugas penyelamat mengerahkan excavator untuk menggali korban di antara tumpukan sampah yang longsor di pemukiman kumuh di Koshe, pembuangan sampah di ibukota Addis Ababa, Ethiopia, 13 Maret 2017. REUTERS/Tiksa Negeri
Longsor Sampah di Ethiopia Tewaskan 113 Orang  

Pemerintah Ethiopia berusaha menutup tempat pembuangan sampah ini tahun lalu dan memindahkannya ke tempat baru.


Rusuh di Ethiopia, Puluhan Orang Tewas  

9 Agustus 2016

Penari tradisional tampil memeriahkan Festival Nasionalisme dan Kebangsaan di Gambela, Ethiopia, 9 Desember 2015. Festival ini dirayakan untuk memperingati kebebasan bangsa Ethiopia dari rezim militer. REUTERS/Tiksa Negeri
Rusuh di Ethiopia, Puluhan Orang Tewas  

Jumlah korban tewas rusuh di Ethiopia mencapai 97 orang dengan rincian 67 orang tewas di Oromia dan 30 lainnya di Amhara ketika mereka berunjuk rasa.


Banjir dan Tanah Longsor di Ethiopia, 100 Orang Tewas

20 Mei 2016

Pemandangan eksotis di tengah gurun Ethiopia bernama, Dallol Volcano. Dallol merupakan tempat terpanas di dunia dengan suhu mencapai 41,1 derajat celcius dengan pemandangan yang mengagumkan. dailymail.co.uk
Banjir dan Tanah Longsor di Ethiopia, 100 Orang Tewas

Sekitar seratus orang tewas akibat hantaman banjir dan tanah longsor di Ethiopia yang berlangsung sejak bulan lalu.


Memburu Penculik, Tentara Ethiopia Masuk Sudan  

22 April 2016

Penari tradisional tampil memeriahkan Festival Nasionalisme dan Kebangsaan di Gambela, Ethiopia, 9 Desember 2015. Festival ini dirayakan untuk memperingati kebebasan bangsa Ethiopia dari rezim militer. REUTERS/Tiksa Negeri
Memburu Penculik, Tentara Ethiopia Masuk Sudan  

Jumlah anak-anak yang diculik antara 102 dan 125 orang.


Ethiopia Berkabung, 200 Orang Tewas Dibantai  

20 April 2016

Penari tradisional tampil memeriahkan Festival Nasionalisme dan Kebangsaan di Gambela, Ethiopia, 9 Desember 2015. Festival ini dirayakan untuk memperingati kebebasan bangsa Ethiopia dari rezim militer. REUTERS/Tiksa Negeri
Ethiopia Berkabung, 200 Orang Tewas Dibantai  

Selain itu, sejumlah laporan menyebutkan, 108 anak hilang. Mereka diduga diculik oleh pria bersenjata.


Serangan di Ethiopia, 200 Tewas dan 100 Anak Hilang

18 April 2016

Penari tradisional tampil memeriahkan Festival Nasionalisme dan Kebangsaan di Gambela, Ethiopia, 9 Desember 2015. Festival ini dirayakan untuk memperingati kebebasan bangsa Ethiopia dari rezim militer. REUTERS/Tiksa Negeri
Serangan di Ethiopia, 200 Tewas dan 100 Anak Hilang

Para penyerang juga mencuri 2.000 hewan ternak milik penduduk setempat.


8,2 Juta Penduduk Ethiopia Terancam Kelaparan  

15 Oktober 2015

Seorang nelayan Dassanach beristirahat saat menjemur ikan hasil tangkapannya di Danau Turkana, Kenya, 19 September 2014. Wilayah perbatasan Kenya-Ethiopia ini merupakan tempat tinggalnya para nelayan. REUTERS
8,2 Juta Penduduk Ethiopia Terancam Kelaparan  

Pemerintah Ethiopia menyerukan bantuan internasional untuk membantu memberikan makan kepada 8,2 juta warganya.


Menjelang Kunjungan Obama, Ethiopia Bebaskan Lima Jurnalis  

9 Juli 2015

Kerabat Barack Obama yang berada di Kogelo, Kenya bergembira saat diumumkannya kemenangan Barack Obama dalam Pilpres AS. FOTO: AP Photo/Matt Dunham
Menjelang Kunjungan Obama, Ethiopia Bebaskan Lima Jurnalis  

Komite Perlindungan Jurnalis mencatat 12 wartawan ditahan dengan tuduhan melakukan terorisme.