TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Francois Hollande membenarkan bahwa dia berencana menutup kamp pengungsi Calais di Francis utara.
Hollande berharap pihak berwenang dapat merelokasi sekitar 9.000 pengungsi dari kamp Calais. "Saya berharap mereka dapat diterima di pusat-pusat penampungan di Prancis pada pekan mendatang," ucapnya, Sabtu, 24 September 2016.
Berbicara selama kunjungannya ke salah satu pusat penampungan pengungsi di Tours, Prancis, Hollande mengatakan kondisi di kamp Calais tidak bisa diterima, terutama bagi mereka yang menjadi korban perang di negaranya.
Hollande, yang dijadwalkan melakukan kunjungan ke Calais pada Senin, 26 September 2016, menyatakan dengan tegas, "Prancis tidak memiliki banyak tempat untuk menampung pengungsi."
Namun, ujar dia, negaranya harus menunjukkan kepada dunia soal tanggung jawab terhadap masalah kemanusiaan. Menurut dia, pusat penampungan akan menerima 40-50 orang selama empat bulan, sementara pihak berwenang mempelajari kasus mereka. "Bila ditemukan pengungsi bukan pencari suaka, mereka akan dideportasi," kata Hollande.
Sejak Maret 2016, penghuni kamp pengungsi Calais meningkat dua kali lipat. Pada pernyataan sebelumnya, Hollande berjanji akan menutup kamp tersebut pada akhir tahun. Namun dia tidak memberi kepastian batas waktu penutupan.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN