TEMPO.CO, Kairo - Lembaga penyiaran Mesir, Uni Radio dan Televisi Mesir (ERTU), memberlakukan aturan yang mengejutkan: semua penyiar televisi di negara itu harus berpenampilan menarik dan mewajibkan program diet kepada presenter wanita yang berbadan gemuk.
Sebagai langkah awal, ERTU menskors delapan presenter televisi dan memberikan waktu sebulan kepada mereka untuk menurunkan berat badan. Skors tersebut diberikan agar delapan wanita itu memiliki penampilan lebih menarik saat berada di layar kaca.
Kebijakan ini diambil setelah pengangkatan direktur baru ERTU yang merupakan seorang wanita dan pernah menjadi presenter televisi, Safaa Hegazy. Aturan baru tersebut membangkitkan kemarahan kelompok hak wanita dan memicu protes dari para korbannya.
Penyiar Channel 2, Khadija Khattab, mengatakan dia ingin orang melihat penampilannya di televisi dan menilai sendiri apakah ia “gemuk” dan apakah layak dilarang bertugas. Seorang presenter lainnya mengatakan kondisi itu mengecewakan keluarganya dan harus ditangani secara tertutup.
Kelompok pemerhati hak perempuan internasional, Pusat Panduan dan Kesadaran Hukum Wanita, juga mengecam aturan tersebut dan mengatakan kebijakan itu melanggar konstitusi serta merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan. Mereka menuliskan di halaman Facebook resminya meminta ERTU menarik kembali kebijakannya dan meminta maaf kepada korban.
Seperti dilansir BBC pada 17 Agustus 2016, meskipun menghadapi kritik, sumber ERTU mengatakan keputusan itu tidak akan ditarik. Dia menambahkan, gaji dan tunjangan delapan presenter wanita tersebut tidak akan dipotong.
Di media sosial, sebagian pengguna menyatakan dukungan kepada wanita yang diskors. Namun tidak sedikit yang mencela mereka dengan julukan bakabouza, kata yang digunakan untuk menggambarkan wanita gemuk.
BBC | INDEPENDENT | YON DEMA