TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat memindahkan 15 tahananan dari Teluk Guatanamo ke Uni Emirat Arab. Jumlah tersebut tergolong paling besar dilakukan Washington selama beberapa tahun ini.
Markas pertahanan AS, Pentagon, dalam keterangannya kepada media, Senin, 15 Agustus 2016, mengatakan, tahanan yang dipindahkan ke Uni Emirat Arab itu terdiri dari 12 orang berkewarganegaraan Yaman dan tiga orang berasal dari Afganistan.
"Amerika Serikat berterima kasih kepada pemerintah Uni Emirat Arab atas misi kemanusiaaan ini dengan memberikan dukungan terhadap sikap AS menutup penjara Guatanamo," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Sejak serangan 11 September 2001 terhadap New York, sekitar 780 orang menjadi tahanan tetap di Guantanamo. Sejak dibebaskan, para bekas tahanan tetap mendapatkan pengawasan dan program rehabilitasi.
Kelompok hak asasi manusia, Amnesty International USA, menyambut baik pengumuman yang diteken oleh Presiden AS Barack Hussein Obama. Presiden kulit hitam pertama AS ini sangat serius ingin menutup penjara tersebut sebelum dia lengser.
"Selanjutnya, Guantanamo akan menjadi pusat bisnis terbuka di masa mendatang," ucap Naureen Shah, Direktur Program hak Asasi Manusia dan Keamanan Amnesty International USA, kepada kantor berita AFP.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN