TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Peshmerga Kurdi mengklaim telah berhasil merebut beberapa desa dekat Mosul dari kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mosul adalah kota terbesar kedua di Irak yang berada di bawah kendali ISIS sejak Juni 2014.
Serangan dimulai pada Ahad, 14 Agustus 2016. Serangan tersebut didukung serangan udara dari koalisi pimpinan Amerika Serikat. Pasukan Kurdi dan pemerintah Irak telah mengepung Mosul.
Para militan menanggapi serangan udara dengan mencoba meledakkan beberapa kendaraan di kawasan yang berbatasan dengan daerah yang dikuasai pasukan Kurdi. Seorang komandan Kurdi mengatakan lebih dari 5.000 tentara terlibat dalam operasi ini.
ISIS mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Amaq bahwa dua bom mobil diledakkan di salah satu desa untuk memblokade langkah pasukan Kurdi. Seperti dilansir Reuters, Ledakan ini menyebabkan korban dari pasukan Peshmerga Kurdi.
Seperti dilansir BBC, bentrokan dikatakan sedang berlangsung. Pasukan pemerintah Irak berusaha maju dari wilayah selatan. Adapun wilayah utara Irak selama ini diklaim oleh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi sebagai daerah kekhalifahan sesuai dengan hukum Islam.
"Dikuasainya Mosul oleh pasukan pemerintah menandai kekalahan ISIS di Irak," kata Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi. PBB telah memperingatkan bahwa pertempuran akhir untuk Mosul bisa memicu krisis yang lebih besar dan paling sensitif untuk kemanusiaan di dunia.
BBC | REUTERS | ARKHELAUS W.