TEMPO.CO, London- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membunuh lebih dari 800 orang di seluruh dunia selama Ramadan 2016.
Pembunuhan itu dilakukan lewat serangkaian serangan dari Florida, Amerika Serikat, sampai ke Filipina dengan rata-rata 30 orang tewas dalam waktu sehari.
Sebanyak 65 orang korban termasuk mahasiswa menjadi korban pertama ISIS yang dibunuh di hari pertama Ramadan di Mosul, Irak.
Kekejaman militan ISIS berlanjut ketika 49 orang tewas di sebuah klub malam gay di Florida, Amerika, oleh seorang pria bernama Omar Mateen, yang dikaitkan dengan ISIS.
Tidak berhenti di situ, tiga orang pembom bunuh diri militan ISIS melepaskan tembakan rambang sebelum meledakkan diri sehingga menyebabkan sedikitnya 44 nyawa melayang dalam kejadian di Bandara Internasional Ataturk di Istanbul, Turki, pekan lalu.
Tiga hari kemudian, sekelompok penyerang yang juga memiliki kaitan dengan militan ISIS menyerbu sebuah kafe di Dhaka, Bangladesh, membunuh 20 orang yang hampir semuanya merupakan warga asing.
Lebih kejam, laporan yang diterima menyebutkan, mereka akan membunuh siapa saja yang tidak bisa membaca Al-Quran, termasuk seorang ibu yang sedang mengandung.
Namun, negara yang paling menderita akibat perbuatan ISIS itu pastinya Irak yang sering menjadi korban serangan bom bertubi-tubi. Menjelang pekan terakhir Ramadan, lebih dari 200 orang dilaporkan tewas.
Suriah juga terkena imbas ISIS ketika sedikitnya 20 orang tewas di dekat makam suci faksi Syiah di Damaskus dalam kejadian terbaru pada 11 Juni lalu.
Lembaga Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan, waktu yang dianggap paling genting untuk serangan adalah ketika berbuka puasa.
DAILY MAIL | DAILY EXPRESS | BOSTON GLOBE | YON DEMA