TEMPO.CO, Orlando - Kepala Polisi Orlando John Mina menyatakan 50 orang tewas dan 53 lainnya terluka akibat tragedi teror penembakan di Pulse, klub malam khusus gay, di Orlando, negara bagian Florida, Amerika Serikat, Minggu, 12 Juni 2016.
Polisi juga telah mengidentifikasi tersangka, Omar Mateen, asal Port St. Lucie, Florida. Pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi.
"Dia tampak terorganisasi dan siap," kata Mina, sambil menambahkan bahwa pelaku memiliki senapan serbu, pistol, dan senjata lainnya.
Wali Kota Orlando Buddy Dyer mengumumkan status darurat dan meminta Gubernur Florida memberlakukan hal yang sama di tingkat negara bagian.
Sebelum insiden terjadi, penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat terjadi di Universitas Virginia Tech pada 2007 dan Sandy Hook Elementary School pada 2012. Korban tewas itu berjumlah 32 orang untuk tragedi Universitas Virginia Tech dan 27 orang untuk tragedi Sandy Hook Elementary School.
Kepala Fungsi Penerangan dan Budaya Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Houston Bambang Setyobudhi memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.
"Menurut info dari rekan WNI di sana, sampai sejauh ini, tidak ada korban WNI. Kami meminta teman-teman WNI diaspora di Florida membantu memantau jika ada korban WNI. Kami terus mencari informasi, mengingat jumlah korban terus berkembang," kata Bambang kepada Tempo.
CNN | WASHINGTON POST | NATALIA SANTI