TEMPO.CO, Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendorong para wanita bekerja untuk menjadi seorang ibu. Menurut dia, perempuan tidak boleh menggunakan alasan kariernya untuk menolak melahirkan, khususnya setelah pemerintah Turki memberikan bantuan.
"Jabatan seorang wanita dalam kehidupan berbisnis tidak menghalangi kehidupannya sebagai ibu," kata Erdogan saat meresmikan Gedung Asosiasi Wanita dan Demokrasi di Istanbul, Minggu, 5 Juni 2016, seperti dilaporkan situs berita Turki, Anadolu News.
Erdogan menyatakan perempuan yang menolak menjadi ibu terancam kehilangan kebebasannya sendiri, tidak peduli betapa sukses kehidupan kariernya.
Menurut Erdogan, wanita mengandung separuh dari kemanusiaan. Insting keibuan pun membuatnya berbeda dengan kaum pria. "Kami menolak dengan keras pandangan bahwa pria dan wanita adalah pesaing dengan mengabaikan kenyataan ini," tutur Erdogan.
Terkait dengan wanita yang bekerja, kata Erdogan, kehidupan berkarier tidak boleh menjadi penghalang kehidupan keibuan mereka. Dia menyebutkan pemerintah Turki telah melakukan reformasi penting untuk mendorong wanita karier menjadi ibu. "Kami meluncurkan berbagai kesempatan yang mempermudah kehidupan sebagai ibu bagi kaum perempuan, mulai kehamilan, kelahiran, izin menyusui, hingga jam kerja yang fleksibel serta kewajiban tempat bekerja menyediakan taman kanak-kanak," tutur Erdogan.
Baca Juga:
Presiden Turki itu menyatakan reformasi ini dilakukan selama ia memerintah. "Kami membuat aturan hukum yang melindungi wanita di segala bidang," ucapnya. Kemajuan teknologi juga membuka jalan para wanita untuk bekerja dari rumah agar dekat dengan anak-anaknya.
"Secara singkat, saya jelas tidak menerima alasan kehidupan bisnis wanita sebagai alternatif keibuan," katanya.
ANADOLU NEWS | NATALIA SANTI