TEMPO.CO, Manila - Filipina akan melangsungkan pemilihan presiden pada hari Senin, 9 Mei 2016. Lima calon akan bersaing memperebutkan kursi presiden, menggantikan posisi Benigno Aquino III.
Di antara lima kandidat, terdapat dua nama yang dianggap minim pengalaman dalam pemerintahan pusat, namun memiliki elektabilitas yang cukup tinggi. Keduanya adalah, Grace Poe, Senator dan putri angkat aktor besar film Filipina Fernando Poe, dan Rodrigo Duterte, wali kota tangguh dari Davao City, Pulau Mindanao.
Berdasarkan jajak pendapat oleh Poll Standard, Duterte masih memimpin dengan perolehan suara sebesar 32,4% dibandingkan Poe yang mendapatkan dukungan sebesar 24,6%. Menyusul di belakangnya tiga nama lainnya, termasuk mantan Menteri Dalam Negeri, Mar Roxas, calon yang direstui Aquino mendapat 21,7%. Sedangkan Wakil Presiden Jejomar Binay mendapat 15,5%, dan Senator Miriam Defensor Santiago di posisi buntut dengan perolehan 2,5% dukungan.
Yang menarik dari poling tersebut adalah keunggulan Duterte, 71 tahun, yang dikenal sering memberikan pernyataan kontroversial. Dia juga dikecam atas beberapa kasus kekerasan dan dituduh oleh Kelompok hak asasi manusia dunia melakukan praktek penghilangan paksa.
Duterte yang telah menjadi wali kota selama 20 tahun mendapat dukungan bahkan ketika dia dihimpit berbagai kontroversi termasuk mendirikan skuad pembunuh penjahat.
Dia mendapat dukungan dari setiap golongan masyarakat dengan menggambarkan dirinya sebagai politisi antigolongan yang dianggap dapat menyelesaikan masalah dengan cepat terutama soal kejahatan.
Mantan jaksa itu juga berjanji mengakhiri masalah narkoba, kriminalitas, korupsi serta menghapus kejahatan dalam enam bulan awal pemerintahannya. Caranya, dengan menembak mati penjahat.
Calon presiden yang kerap disamakan dengan kandidat calon presiden Amerika Serikat dari partai Republik, Donald Trump, mengatakan bahwa dia akan membunuh ratusan ribu penjahat dan mengampuni dirinya jika terbukti bersalah melakukan pembunuhan massal.
Beberapa pernyataan kontroversinya termasuk lelucon penghinaan soal misionaris wanita asal Australia yang diperkosa dan dibunuh di Filipina, pembunuhan kejam terhadap penjahat serta pemutusan hubungan dengan Australia dan AS.
Dia sebelumnya pernah dituduh Amnesty International memimpin skuad pembunuh di Davao yang membunuh lebih 1.000 tersangka penjaha. Selain itu dia juga telah dituduh melakukan penggelapan uang oleh calon presiden lainnya setelah tidak bersedia menjelaskan uang senilai puluhan juta dollar dalam rekeningnya.
Namun kesemuanya itu telah dibantahnya dan menganggap itu hanya trik licik dalam politik untuk menjatuhkannya.
Presiden Aquino sendiri pun telah meminta agar para calon lain bersatu melawan Duterte yang dianggapnya memiliki potensi menjadi pemimpin yang diktator. Sekitar 54 juta rakyat Filipina berhak memilih pada pemilu kali ini.
TIME|CBC|YON DEMA