TEMPO.CO, Jakarta - Pihak kejaksaan Belgia mendakwa seorang pria dengan tuduhan melakukan serangan teroris. Dia dituduh terlibat dalam serangan bom Brussel yang menewaskan 31 orang pada Selasa lalu.
Pria tersebut bernama Faycal C. Dia ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian sejak Kamis, 24 Maret 2016.
Bom bunuh diri, yang mana ISIS mengklaim diri sebagai pihak yang bertanggung jawab, menewaskan 11 orang di Bandara Zaventern dan 20 orang lainnya di dalam metro.
“Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus menyelidiki kemungkinan adanya tersangka lain yang masih lolos dari pengejaran,” ujar sumber dari Kejaksaan Belgia, sebagaimana dikutip dari BBC News, Sabtu, 26 Maret 2016.
Polisi pun bergerak mencari jejak keterlibatan Faycal dalam aksi teror mematikan itu. Namun, berdasarkan pencarian pihak kepolisian di kediaman Faycal, tak ditemukan adanya senjata atau bahan peledak lainnya. Faycal didakwa dengan tudukan berpartisipasi dalam aktivitas kelompok teroris, teroris pembunuh, dan merencanakan pembunuhan berencana.
Belum ada satu pun pihak berwenang Belgia yang memberikan penjelasan lengkap terkait peran dan keterlibatan Faycal dalam serangan bom itu. Sejumlah media lokal menyebut, Faycal adalah satu di antara tiga orang pria yang terdeteksi dalam rekaman kamera pengintai (CCCTV) bandara, bersama dua pengebom lainnya yaitu Najim Laachraoui dan Brahim el-Bakraoui. Faycal sendiri belakangan diketahui berprofesi sebagai seorang jurnalis lepas di Belgia.
BBC NEWS | GHOIDA RAHMAH