TEMPO.CO, Jakarta - Ekstremis Prancis Salah Abdeslam, yang sudah dipenjara karena perannya dalam serangan Paris 2015, memboikot sidang perdana bom Brussels 2016 pada hari pertama kasus pemboman bunuh diri di Brussels, Belgia.
“Cara Anda memperlakukan kami tidak adil,” kata pria berusia 32 tahun itu kepada halskim ketua. Ia kemudian meninggalkan kursi terdakwa beberapa menit setelah dimulainya sidang pertama dalam persidangan yang akan berlangsung setidaknya delapan bulan mendatang.
Sembilan tersangka anggota sel ISIS yang meluncurkan bom bunuh diri pada Maret 2016 di Belgia dan serangan November 2015 di Paris menghadapi tuduhan terorisme.
Sejumlah petugas memeriksa di lokasi terjadinya ledakan di terminal kedatangan di bandara Zaventem, Brussels, Belgia, 29 Maret 2016. Korban tewas akibat serangan bom itu ditetapkan 28 orang. Het Nieuwsblad via REUTERS
Serangan Belgia, di mana tiga pembom bunuh diri menghantam bandara Brussels dan stasiun metro bawah tanah yang ramai, menewaskan 32 orang dan melukai ratusan korban.
Tersangka kesepuluh, yang diduga tewas saat berperang di Suriah, akan diadili secara in absentia.
Persidangan ini adalah yang terbesar yang di depan juri Belgia, dengan 960 penggugat sipil. Bekas markas besar aliansi militer NATO pun diubah menjadi kompleks pengadilan keamanan tinggi untuk sidang tersebut.
Setelah sidang pendahuluan pada hari ini, pengadilan bom Brussels akan kembali digelar pada 10 Oktober untuk memilih 12 juri dan 24 calon pengganti. Sidang pembuktian akan dimulai pada 13 Oktober dan berlangsung setidaknya hingga Juni tahun depan.
Baca juga: Bom Brussels, Pelaku Diduga Sipir Penjara ISIS di Suriah
AL ARABIYA