TEMPO.CO, Damaskus - Pasukan pemerintah Suriah meningkatkan gempuran ke kota tua Palmyra yang dikuasai oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Pasukan pemerintah segera merebut kembali kota itu dari tangan ISIS," tulis sejumlah media, Rabu, 23 Maret 2016.
"Didukung oleh serangan udara jet Rusia dan militan Libia, angkatan bersenjata Suriah terus merangsek ke jarak tiga kilometer dari Palmyra," bunyi laporan saluran televisi pemerintah.
"Insya Allah dalam beberapa jam ke depan kita akan masuk dan mengamankan kota," kata salah seorang pejabat Suriah kepada televisi Syrian Ikhbariya TV, yang mengudarakan langsung laporan dari pinggiran Palmyra.
Lembaga pemerhati hak asasi berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, juga mengatakan, pasukan pemerintah berada dijarak dua kilometer dari kota.
Angkatan bersenjata Suriah didukung oleh jet tempur Rusia melakukan serangan besar-besaran untuk mengusai kembali Palmyra sejak dua minggu lalu.
Kota yang dijadikan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia dikenal pula sebagai "jembatan gurun pasir" itu telah dikuasai oleh ISIS sejak Mei 2015. Pada Agustus 2015, ISIS mengirimkan gelombang pesan mengejutkan dunia bahwa mereka menghancurkan beberapa situs terrkenal di kota padang pasir tersebut, temasuk Kuil Bel yang berusia 2.000 tahun.
Menguasai kembali Palmra akan menjadi sebuah kemenangan simbolik dan strateis bagi sekutu Rusia.
Jenderal Alexander Dvonikov, komandan pasukan Rusia di Suriah, dalam sebuah wawancara dengan koran pemerintahh Rossiyskaya Gazeta yang diterbitkan pada Rabu, 23 Maret 2016, mengatakan, jika Palmyra jatuh maka hal itu menjadi pukulan menhancurkan bagi ISIS.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN