TEMPO.CO, Brussels - Kota Brussels kini berubah. Pasca serangan bom teroris beruntun yang mengguncang Ibu Kota Belgia dan Eropa itu, warga kota mengawali hari dengan banyak perubahan.
Koresponden Tempo di Brussels, Asmayani Kusrini, melaporkan beberapa stasiun kereta api sepanjang Selasa kemarin ditutup. Sistem kereta api Metro yang mayoritas di bawah tanah diganti dengan bus khusus yang beroperasi tetap dengan rute yang sama.
Belasan sekolah tetap beraktivitas tetapi dengan pengamanan super ketat. Namun tak sedikit yang memilih meliburkan diri hingga waktu yang belum ditentukan.
Rabu pagi, 23 Maret 2016, stasiun kereta api mulai dibuka kembali dengan penjagaan ketat. Sepanjang pagi tampak antrean calon penumpang di puntu masuk utama stasiun Gare Centrale di Brussel karena mereka harus meleewati pemeriksaan barang yang dibawa.
Gelombang penumpang yang memenuhi aula utama di pusat kota Brussel itu kian sesak karena harus menunggu informasi selanjutnya ari setiap jalur yang akan mereka tuju. Adapun jalur udara masih belum ada kepastian menyusul bandar udara Zaventem masih ditutup.
Warga kota juga masih belum pulih dari sejumlah upaya penggerebekan yang sangat intensif oleh aparat keamanan sehari sebelumnya. Pada Rabu ini pemerintah kembali mengerahkan segenap kekuatan, baik polisi maupun personel militer menyisir setiap sudut kota Brussels pasca serangan bom yang menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai 260 lainnya itu.
Penggeledahan dilakukan antara lain di Max Roos di daerah Schaerbeek. Sebelumnya, aparat menggerebek lokasi tak jauh dari stasiun kereta komuter Schaerbeek itu diawali dari laporan supir taksi yang memberi informasi penting tentang tiga orang yang diantarnya ke bandara Zaventem pada Selasa pagi buta.
Supir taksi yang diwawancarai radio setempat menyebutkan bahwa Selasa, 22 Maret pagi buta dia mengantar tiga orang penumpang dengan bagasi yang menurutnya sungguh berat.
Penggrebekan sepanjang sore hingga tengah malam membuat warga terganggu. Pody Junion, seorang warga negara Indonesia yang bermukim tak jauh dari lokasi penggeledahan di jalan Max Roos mengaku tidak bisa tidur pada Selasa malam.
“Suara helikopternya berisik sekali,” kata Pody. “Saya tak menyangka, penggrebekan itu ternyata dekat sekali dengan rumah saya.”
Polisi kemudian menemukan sejumlah bom rakitan, paku lengkap dengan bahan-bahan kimia, seperti beberapa bendera hitam khas kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
ASMYANI KUSRINI (BRUSSELS)