TEMPO.CO, Abidjan - Sebuah serangan terjadi di Pantai Gading, Ahad, 13 Maret 2016. Serangan yang terjadi di sebuah resor pinggir pantai, yang terkenal di Pantai Gading, itu menewaskan sedikitnya 16 orang, yakni 14 warga sipil dan dua tentara pasukan khusus.
Seperti dikutip dari kantor berita Fox News, Presiden Alassane Ouattara mengatakan enam pelaku penyerangan ini juga tewas. Sumber diplomatik yang berada di daerah tersebut mengatakan tidak ada indikasi adanya warga negara Amerika yang tewas atau terluka akibat serangan itu.
Berdasarkan sumber tersebut, serangan itu diyakini membidik delegasi Amerika Serikat yang tengah berkunjung ke sana. Delegasi itu dipimpin oleh Asisten Menteri Perdagangan Amerika, Marcus Jadotte.
Staf Kedutaan Besar Amerika yang berkedudukan di Abidjan juga berada dalam rombongan tersebut. Delegasi itu seharusnya sudah tiba di lokasi kejadian saat serangan terjadi, yakni di Etoile du Sud, sebuah hotel yang populer. Namun rombongan itu belum berada di hotel saat kejadian.
Seorang saksi, yang diwawancarai oleh kantor berita AFP, mengatakan para penyerang mengenakan senjata lengkap dan menutupi wajahnya dengan balaclava. Mereka kemudian menembaki para tamu yang tengah berada di hotel.
Saksi, Marcel Guy, mengungkapkan ada sekitar empat orang menenteng senapan Kalashnikov di pantai. Salah satu dari mereka mendekati dua orang anak kecil dan berbicara dalam bahasa Arab. Seorang anak berlutut dan berdoa, sedangkan yang lain ditembak mati.
Jacques Able, yang mengaku pemilik Etoile du Sud, menyatakan satu orang dibunuh di dalam hotel. Resepsionis hotel mengatakan serangan itu terjadi di pantai. "Kami tidak tahu dari mana mereka berasal dan kami juga tidak tahu ke mana mereka pergi," ucapnya.
Sebuah kelompok jihad, Ansar Dine, yang terhubung dengan Al Qaeda, diduga berada di balik serangan itu. Berdasarkan hasil penelusuran Associated Press di sebuah situs jihad, Al Qaeda mengklaim mereka lah yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan terdapat satu warga negaranya yang tewas dalam serangan itu. Presiden Prancis Francois Hollande mengecam serangan itu dengan menyebut "serangan pengecut". "Perancis akan memberikan bantuan logistik dan intelijen untuk mencari para pelaku," katanya.
FOX NEWS | ANGELINA ANJAR SAWITRI