TEMPO.CO, Pyongyang - Amerika Serikat menuduh Korea Utara sengaja menampilkan seorang tahanan mahasiswa Amerika ke publik sebelum media menjalankan peran propaganda.
Otto Warmbier, mahasiswa ekonomi tahun ketiga di Universitas Virginia, Senin, 29 Februari 2016, tampil dalam sebuah video yang diputar CNN dan membuat pengakuan bahwa dirinya telah melakukan kejahatan terhadap Korea Utara. Ia ditahan karena diduga mencuri spanduk berisi slogan politik dari sebuah hotel di Pyongyang.
John Kirby, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mempertanyakan alasan penahanan. "Sebagai praktik umum, Korea Utara menangkap dan memenjarakan orang untuk tindakan yang sesungguhnya tidak dapat berakibat pada penangkapan, apalagi pemenjaraan. Ada sedikit kecurigaan bahwa Korea Utara menggunakan penahanan sebagai alat untuk tujuan propaganda," katanya kepada kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
Di masa lalu, Korea Utara telah menjadikan tahanan sebagai alat untuk mengamankan kunjungan petinggi AS, termasuk mantan presiden Bill Clinton dan Jimmy Carter.
Seperti dilansir dari laman Guardian, dikatakan bahwa ada spekulasi penahanan Warmbier dimaksudkan untuk mengirim pesan peringatan ke AS dan negara-negara lain karena memberikan sanksi keras dalam menanggapi uji coba roket dan peluncuran nuklir Korea Utara.
Gedung Putih mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Swedia, yang menangani kegiatan konsuler AS di Pyongyang, untuk mengetahui perkembangan penahanan Warmbier.
"Tidak ada prioritas yang lebih besar bagi pemerintah daripada kesejahteraan dan keselamatan warga AS di luar negeri," kata juru bicara Josh Earnest kepada wartawan. "Jelas kami bekerja melalui Swedia untuk mengetahui sebanyak yang kita bisa tentang orang ini, dan tentang keadaan penahanannya, dan kami berusaha memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga AS di seluruh dunia."
THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA