TEMPO.CO, New York - Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengatakan perempuan di negara-negara yang terkena virus Zika harus tetap menyusui bayinya. Organisasi menegaskan tidak ada bukti penyakit dapat menyebar ke bayi melalui air susu ibu (ASI).
WHO mengklaim tidak ada kasus bayi menderita masalah neurologis parah atau kerusakan otak setelah terinfeksi Zika. Organisasi tersebut mengatakan rekomendasi menyusui saat ini tetap berlaku. "Manfaat ASI bagi bayi dan ibu lebih besar daripada potensi risiko penularan virus Zika melalui ASI," kata WHO.
Dalam pernyataannya Kamis, 25 Februari 2016, dikutip dari laman ABC News, WHO mengatakan saat ini Zika telah terdeteksi berada dalam ASI dari dua ibu, tapi tidak ada laporan Zika dapat ditularkan ke bayi melalui ASI.
Namun badan kesehatan PBB itu mengakui ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk berapa banyak virus Zika terkandung dalam ASI, apakah ibu bisa menularkan antibodi untuk anak-anak mereka dari infeksi Zika, dan berapa lama virus mungkin bertahan dalam ASI.
Zika telah dinyatakan sebagai keadaan darurat global karena terdapat lonjakan tajam dari bayi yang lahir dengan kepala abnormal di Brasil dan meningkatnya kasus sindrom langka yang menyebabkan kelumpuhan--diduga setelah terinfeksi Zika.
Brasil memiliki lebih dari 1 juta orang terinfeksi virus, yang sekarang ditemukan menyebar di 36 negara, terutama di seluruh Benua Amerika.
Zika sebagian besar menyebar ke orang melalui gigitan nyamuk meskipun ada kasus yang jarang terjadi penularan melalui hubungan seks. WHO juga memperingatkan Zika mungkin menyebar melalui darah, mencatat dua kemungkinan kasus Zika menyebar lewat transfusi darah.
ABC NEWS | MECHOS DE LAROCHA