TEMPO.CO, Jeddah - Pihak berwenang Arab Saudi telah memulai investigasi terkait insiden runtuhnya crane raksasa pada September lalu yang menewaskan ratusan jemaah haji.
Sembilan insinyur dan pegawai Grup Binladin telah diinterogasi pada Sabtu malam setelah Biro Investigasi dan Penuntutan Publik mulai melakukan penyelidikan terhadap kejadian tumbangnya crane di Masjidilharam, Mekkah, bulan lalu.
Seperti dilansir Saudi Gazetee, Minggu, 4 Oktober 2015, sebuah sumber mengatakan bahwa Biro Investigasi sudah mulai meneliti dokumen kontrak pemeliharaan dan langkah keamanan proyek tersebut.
Jika menemukan bukti ada keterlibatan para terdakwa dalam kejadian itu, satu kertas tuntutan akan disediakan dan dia akan dirujuk ke pengadilan pidana.
Sumber itu mengatakan, tuduhan akan terkonsentrasi pada kelalaian, penyebab hilangnya nyawa, dan kerusakan harta benda.
Kejadian pada 11 September itu telah merenggut 111 nyawa dan melukai 394 jamaah haji di lingkungan Masjidil Haram.
Korban terdiri dari jemaah haji dari berbagai negara yang hendak menunaikan ibadah haji. Di antara yang meninggal itu, ada 11 jemaah haji asal Indonesia.
Penyelidikan awal menunjukkan crane itu tumbang akibat ditiup angin kencang dan pada saat yang sama terjadi kelalaian di pihak kontraktor.
Raja Arab Saudi mengumumkan pembayaran kompensasi sebesar satu juta riyal (Rp 3,9 miliar) kepada setiap korban meninggal dunia.
SAUDI GAZETTE | YON DEMA