TEMPO.CO, Beijing - Sebuah penipuan jenis baru di Cina kini tengah ramai dibicarakan di negeri Tirai Bambu tersebut. Adalah seorang gadis yang mengaku sebagai keturunan penguasa Cina yang mempraktekkan jurus licik tersebut.
Dengan mengaku sebagai salah satu Putri Changping, keturunan dari keluarga Aisin Gioro, yang memerintah Dinasti Qing dari 1644 ke 1911, dia berhasil menipu korbannya hingga 2,3 juta yuan atau sekitar Rp 5,3 miliar.
Wanita yang bernama asli Wang Fengying, 49 tahun, ini sebenarnya bukan seorang putri, melainkan petani biasa dari Provinsi Henan.
Bersama seorang pria pengangguran 47 tahun dari Xi'an yang juga bukan bangsawan, mereka mengklaim bahwa keluarganya meninggalkan uang 175 miliar yuan dalam aset yang telah dikuasai oleh pemerintah setempat.
Dia kemudian membujuk korban untuk meminjamkan uang sehingga dia bisa menyuap pejabat untuk mengembalikan hartanya. Dia berjanji akan mengembalikan uang pinjamannya tiga kali jumlah investasi mereka.
Seperti yang dilansir Shanghaiist pada 9 September 2015, aksi tersebut telah dilakukan Wang sejak Februari 2013 sampai Juli 2014. Uang hasil tipu dayanya tersebut digunakan untuk foya-foya seperti membeli mobil baru dan menjadikan uang muka pada sebuah apartemen.
Di rumahnya, pihak berwenang menemukan 41 emas batangan, ribuan uang tunai palsu dan peta harta karun yang ditawarkan kepada investor sebagai jaminan.
Akibat perbuatannya itu, Pengadilan Negeri Distrik Lianhu, Provinsi Shaanxi, menjatuhkan hukuman 13,5 tahun penjara untuk si wanita, sementara anak buahnya dipenjara selama 12 tahun.
Selain itu keduanya juga diwajibkan untuk mengembalikan uang hasil tipu-tipu kepada para korban, serta ditambah denda sebesar 500 ribu yuan (Rp 1,1 miliar).
SHANGHAIIST|YON DEMA