TEMPO.CO, Washington - Orang nomor dua pada jajaran pimpinan kelompok militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS), tewas dalam serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) di Irak Utara. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Gedung Putih pada Jumat, 21 Agustus 2015.
Dewan Keamanan Nasional AS mengklaim petinggi ISIS yang terbunuh dikenal sebagai Haji Mutaz atau nama sebenarnya Fadhil Ahmad al-Hayali - wakil dari Abu Bakar al-Baghdadi.
Hayali tewas dalam serangan terhadap mobilnya di Mosul pada Selasa. AS mengklaim kematiannya akan merusak rencana operasi ISIS.
"Kematian Hayali akan mengganggu operasi ISIS, mengingat bahwa pengaruhnya dalam kelompok sangat besar," kata Ned Prize, Dewan Keamanan Nasional AS.
Selain itu, AS juga mengklaim Hayali sebagai individu penting yang berperan untuk mendistribusikan senjata, bahan peledak dan kendaraan antara Irak dan Suriah.
"Dia merupakan individu penting bagi operasi ISIS di kedua negara. Dia juga menyediakan rencana ISIS sejak dua tahun lalu," kata Prize seperti yang dilansir BBC pada 21 Agustus 2015.
Pengumuman tentang kematian Hayali bukan kali pertama dilakukan AS karena negara barat itu pernah mengumumkan hal sama pada Desember tahun lalu.
Hayali dikatakan anggota kelompok Al-Qaeda sebelum bergabung ISIS.
BBC|YON DEMA