TEMPO.CO, Jakarta - Penerima Nobel Perdamaian yang juga mantan pemimpin Timor Leste, Ramos Horta, tidak menganggap berbagai sengketa yang terjadi di perairan Asia sebagai potensi konflik yang mengancam perdamaian di Asia-Pasifik.
Menurut Ramos Horta, konflik di Laut Cina Selatan maupun Laut Cina Timur tidak akan membesar menjadi konflik frontal lantaran negara-negara yang terlibat adalah negara dengan pemerintahan yang kuat, demokratis, dan sama-sama menginginkan perdamaian.
Horta percaya negara-negara yang terlibat dalam sengketa di masing-masing wilayah itu akan menyelesaikan masalah mereka melalui perundingan. Meskipun hal itu akan memakan waktu lama.
"Biarkanlah mereka berunding," kata Ramos Horta kepada Tempo seusai acara The Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 27 Juli 2015.
Menurut penerima Nobel Perdamaian 1996 ini, potensi konflik kawasan justru berasal dari Pakistan utara, Afganistan, dan negara bertetangga yang memiliki nuklir, seperti India-Pakistan dan Korea Utara-Korea Selatan.
NATALIA SANTI