TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Uni Eropa, Belgia dan Luksemburg, Arif Havas Oegroseno mengakui kebudayaan Indonesia kurang dikenal masyarakat Eropa. Karena itu, saat menjadi selama menjadi duta besar pada 2010-2014, dia pun melirik ajang Europalia.
“Indonesia sedikit dikenal orang Eropa. Mereka tahu Indonesia, demokrasi, negara dengan populasi Muslim terbesar, that’s it,” kata Havas yang ditemui usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara Europalia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Selasa, 14 Juli 2014.
Meski begitu, bukan berarti kebudayaan Indonesia kurang diminati kalangan Eropa. Havas menyebut ketika Kedutaan Besar Indonesia menggelar acara budaya, selalu dihadiri ratusan bahkan ribuan warga Eropa . “Syubannul Akhyar 29 September 2012 datang sekitar 2.500, kita undang gitaris Bali Balawan ratusan mungkin seribuan yang datang, Tari Kecak, ada 1.500 datang, banyak peminat budaya Indonesia,” kata Havas yang kini menjabat sebagai Deputi Kedaulatan Maritim, Kementerian Koordinator bidang Maritim.
Gagasan untuk menggunakan Europalia sebagai sarana promosi Indonesia sendiri berawal ketika Havas menginjakkan kaki di Brussel pada 2010. Saat itu masih ada sisa-sisa tulisan Europalia Cina di mana-mana. Padahal telah digelar setahun sebelumnya yakni pada 2009. “Pada saat itu, saya mulai berpikir Europalia adalah sebuah event yang besar,” kata Havas.
Pada 2011, guest country Europalia adalah Brasil. Havas mengaku kaget melihat banyaknya simbol-simbol Brasil di Belgia dan Eropa. Mulai dari bendera Brasil, bus-bus dan halte banyak dicat bertuliskan Europalia Brasil. “Dimana-mana Brasil, culture event Brasil, di bank-bank pun ada poster Brasil,” kenangnya.
Jumlah turis Eropa ke Brasil sejak Festival Europalia Brasil digelar, naik satu sampai dua juta orang.
Penjajakan untuk mengikutsertakan Indonesia sebagai guest country dimulai sejak 2012. Selain berusaha meyakinkan pihak Europalia, Kementerian Luar Negeri dan Perdana Menteri Belgia, para pengusaha yang menjadi sponsor Europalia, kalangan dalam negeri Indonesia juga berhasil diyakinkan untuk berpromosi dalam ajang Europalia.
Baru pada 20 Mei 2015 lalu, Indonesia diumumkan untuk menjadi guest country pada Europalia 2017.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan keikutsertaan Indonesia di Europalia merupakan keputusan di tingkat pimpinan nasional. “Bapak Presiden langsung menyetujui. Beliau tahu pada promosi lima-enam hari saja bisa membawa dampak positif, apalagi empat bulan,” kata Anies usai penandatangan MoU.
Rencananya Festival Europalia Indonesia akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dan Raja Belgia Philip I Brussel, Belgia pada Oktober 2017. Sejumlah dan petinggi Uni Eropa, seperti Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa dan Presiden Parlemen Eropa akan hadir. Setelah itu berbagai budaya Indonesia akan digelar di 75 kota di seluruh Eropa.
Melihat pengalaman negara-negara lain, diperkirakan ribuan seniman akan diikutsertakan dalam ajang kali ini. “Cina menyertakan sekitar 1.400 seniman, total dengan pendukung 4.000 orang,” kata Anies saat memaparkan waktu persiapan dua tahun bukanlah waktu yang panjang.
NATALIA SANTI