TEMPO.CO, Aljir -Sedikitnya 22 orang tewas dalam bentrok etnis antara kaum Barbar melawan komunitas Arab di kawasan padang pasir Sahara, selatan Aljazair, sebagaimana dilaporkan kantor berita APS, Rabu, 8 Juli 2015.
Perang antarkomunitas paling berdarah dalam kurun waktu dua tahun ini membuat Presiden Abdelaziz Bouteflika mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat tinggi negara termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Ahmed Gaid Salah.
APS dalam laporannya menyebutkan, selain menelan jiwa, aksi yang melibatkan kaum Arab Chaamba melawan etnis Barbar Mozabite di lembah Mi'zab tersebut menyebabkan 19 orang cedera. "Jumlah korban tewas sejak Selasa, 7 Juli 2015, bakal lebih dari 22 orang," tulis APS.
"Puluhan orang luka-luka akibat kekerasan dua hari sejak Selasa hingga Rabu," imbuh APS mengutip keterangan sumber rumah sakit dan petugas keamanan.
Perang antrakaum ini juga mengakibatkan ratusan rumah, kedai, gedung publik, mobil, dan pepohonan kurma yang berada di kawasan Guerrara dan kota utama Ghardaia, sekitar 600 kilometer selatan Aljir, hangus terbakar. "Sebanyak 19 orang terbunuh di Guerrara."
Menteri Dalam Negeri, Nouredine Bedoui, menurut laporan APS, langsung menunju lokasi pertempuran etnis. Sementara itu koresponden AFP mengatakan, penerbangan Aljir-Ghardaia ditutup sementara hingga Ahad, 12 Juli 2015.
"Situasinya sangata serius. Peristiwa ini bukan sekedar bentrok etnis melainkan ulah teroris," kata seorang pemimpin Mozabite kepada AFP. Dia menambahkan, sejumlah begundal bersenjata telah menguasai pintu masuk kota.
Pekan sebelumnya, telah terjadi bentrok fisik antarkomunitas ini di Mi'zab, namun sempat dilerai oleh petugas keamanan dengan menembakkan gas air mata.
Ratusan rumah dan toko, hampir seluruhnya di Mozabite, dirampok. Hubungan baik yang berlangsung berabad-abad antara kaum Arab dan Barbar rusak pada Desember 2013 yang disulut oleh sengketa properti dan ulah kaum begundal yang menghancurkan tempat suci Barbar pada Desember 2013.
Ghardaia adalah warisan dunia yang masuk dalam daftar UNESCO yang terkenal memiliki rumah-rumah bercat putih dan pasar yang menjual perhiasan, karpet, dan berbagai pernak pernik dari kulit.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN