TEMPO.CO, Jakarta - Serangan bom ke gudang senjata di Yaman mengguncang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) pukul 10.45 waktu setempat. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan akibat kejadian ini, evakuasi WNI yang semula ditargetkan selesai 24 April akan dipercepat.
"Evakuasi akan kami percepat," katanya ketika dihubungi Tempo, Senin 20 April 2015. Dia bercerita, Sapto Nugroho, kepala tim evakuasi WNI sebenarnya baru saja bergeser dari Hudaidah provinsi yang lebih aman, ke Sana'a demi mengevakuasi 50 WNI dengan menjemput ke rumah-rumah ke mereka. Ke-50 WNI itu belum ikut program evakuasi karena tadinya masih merasa aman.
Sampai kemarin, tim Sapto baru berhasil mengevakuasi 12 WNI yang semuanya kini berkumpul di safe house. Sapto sendiri menjadi salah satu dari tiga korban WNI yang terluka. Dia luka di kaki dan tangan karena sedang keluar dari basement saat ledakan. Satu WNI terluka lainnya adalah laki-laki. Satu lagi WNI perempuan yang sudah dilarikan ke rumah sakit.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kini terdapat 17 WNI di KBRI Sana'a, Yaman. Mereka terdiri dari staf KBRI, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta, dan WNI yang sedang mengungsi di sana.
Menurut Retno, WNI yang terluka telah mendapat pertolongan pertama dan bersama seluruh WNI lainnya sudah dievakuasi ke Wisma Duta di Sana'a utuk segera berupaya menuju Hudaidah.
Sejak dilakukannya intensifikasi evakuasi Desember 2014, pemerintah sudah mengevakuasi 1981 WNI dari Yaman. Sampai saat ini sudah 1973 WNI tiba di Indonesia. Sebagian tim evakuasi dari Jakarta masih berada di Yaman.
ATMI PERTIWI